Cari Blog Ini

Rabu, 14 Maret 2012

Tuhan dalam Filsafat Allamah Thabathaba'I

Tuhan dalam Filsafat Allamah Thabathaba'I
Achmad Muchaddam Fahham
Hikmah Populer
Ketika Tuhan sudah lama dibunuh di Barat, diskursus tentang Tuhan merupakan mata air yang terus-menerus mengalir di belahan dunia Timur. Hampir setiap filosof Muslim, di satu sisi, beruasha membangun argumen tentang Tuhan yang rasional, sementara di sisi lain, berusaha meneguhkan spiritualitas iman. Buku ini mengupas refleksi-refleksi Allamah Thabathabaí, salah seorang filosof terbesar Iran Kontemporer, dalam mensintesakan ide-ide rasional dan spiritual ke dalam sebuah konsep ketuhanan yang kuat. Dengan berlandaskan pada dua jenis argumen. Burhan Al-Shiddiqin yang diwarisinya dari tradisi filsafat Mulla Shadra dan realisme instingtif lewat penghayatan terhadap ayat-ayat Al Quran, Thabathabaí membuktikan bahwa bukan saja eksistensi sang Wujud Mutlak tak terbantahkan, tapi juga pengakuan terhadap eksistensi-Nya merupakan kemestian kehidupan manusia.


Achmad Muchaddam Fahham, lahir di Surabyaa 192, adalah staf pengajar STAIN Ponorogo. Setelah menyelesaikan S2-nya di Program Studi Sejarah Pemikiran Islam Program Pascasarjana Universitas Islam negeri (UIN)Syarif Hidyatullah Jkarta, ia menjabat kepala Perpustakaan (1999-2000), Ketua Program Studi Tafsir Hadis Jurusan Ushuluddin (2001-2002), dan Sekretaris Jurusan Ushuluddin (2002-sekarang).

"Sangat baik bagi para mahasiswa dan dosen yang mengkaji filsafat ketuhanan dalam filsafat Islam, terutama dari pemikiran-pemikiran kalangan filosof Syiáh, sehingga memberi perimbangan kontribusi pemikiran di masa mendatang."
Prof Dr. H.M. Ridwan Nasir, MA
Rektor IAIN Sunan Ampel Surabaya

"Tidak diragukan lagi, Allamah Thabathabaí adalah soerang filosof kontemporer terkemuka Persia yang telah melakukan studi-studi ekstensif terhadap banyak sekali masalah-masalah filosofis yang pelik bagi para filosof tradisional dan mutakhir."
Seyyed Hossein Nasr
"The Qurán and Hadith as Source and Inspiration of Islamic Philosophy"

"Buku yang autentik karena merupakan penelitian langsung dari karya-karya orisinal Thabathabaí, mengalir sesuai dengan alur dan perkembangan pemikiran pengarangnya, dengan segala keterbatasan eksistensialnya."
Dr. Mulyadhi Kartanegara
Dosen Pascasarjana Filsafat UIN Jakarta.
(Keterangan pelengkap diambil dari website mizan publishing)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar