Cari Blog Ini

Rabu, 14 Maret 2012

Tafsir Al-Mishbah


Al-Misbah merupakan tafsir Al-Qur'an lengkap 30 juz yang ditulis oleh ahli tafsir terkemuka Indonesia : Prof. Dr. M. Quraisy Shihab, dan dituangkan ke dalam 15 volume buku.

Keindonesiaan penulis memberi warna yang menarik dan khas serta sangat relevan untuk memperkaya khasanah pemahaman dan penghayatan kita terhadap rahasia makna ayat-ayat Allah.

Tafsir al-Mishbah wajah baru dilengkapi dengan navigasi rujukan silang, dan dikemas dengan bahasa yang mudah dipahami serta pengemasan yang lebih menarik.

Tafsir al-Mishbah menghimpun lebih dari 10.000 halaman yang memuat kajian tafsir al-Qur’an yang ditulis oleh M. Quraish Shihab, ahli tafsir al-Qur’an alumnus universitas al-Azhar, Kairo. Dengan kedalaman ilmu dan kepiawaian penulisnya dalam menjelaskan makna sebuah kosakata dan ayat al-Qur’an, tafsir ini mendapat tempat di hati khalayak.

Tafsir yang terdiri dari 15 volume besar ini menafsirkan al-Qur’an secara tahlîlî, yaitu ayat per ayat berdasarkan tata urutan al-Qur’an. Inilah yang membedakan tafsir ini dengan karya M. Quraish Shihab lainnya semisal Lentera Hati, Membumikan al-Qur’an, Wawasan al-Qur’an, Mukjizat al-Qur’an, Pengantin al-Qur’an, dan selainnya yang menggunakan pendekatan tematik (mawdhû‘î), menafsirkan ayat-ayat al-Qur’an berdasarkan topik tertentu, bukan berdasarkan tata urutannya dalam mushaf.

Tafsir al-Mishbah banyak mengemukakan ‘uraian penjelas’ terhadap sejumlah mufasir ternama sehingga menjadi referensi yang mumpuni, informatif, argumentatif.

Tafsir ini tersaji dengan gaya bahasa penulisan yang mudah dicerna segenap kalangan, dari mulai akademisi hingga masyarakat luas. Penjelasan makna sebuah ayat tertuang dengan tamsilan yang semakin menarik atensi pembaca untuk menelaahnya.

Begitu menariknya uraian yang terdapat dalam banyak karyanya, pemerhati karya tafsir Nusantara, Howard M. Federspiel, merekomendasikan bahwa karya-karya tafsir M. Quraish Shihab pantas dan wajib menjadi bacaan setiap Muslim di Indonesia sekarang.

Dari segi penamaannya, al-Mishbah berarti “lampu, pelita, atau lentera”, yang mengindikasikan makna kehidupan dan berbagai persoalan umat diterangi oleh cahaya al-Qur’an. Penulisnya mencitakan al-Qur’an agar semakin ‘membumi’ dan mudah dipahami. (Keterangan pelengkap diambil dari website Lentera Hati)
Sekilas Tentang Isi Tafsir

M. Quraish Shihab memulai dengan menjelaskan tentang maksud-maksud firman Allah swt sesuai kemampuan manusia dalam menafsirkan sesuai dengan keberadaan seseorang pada lingkungan budaya dan kondisisosial dan perkambangan ilmu dalam menangkap pesan-pesan al-Quran. Keagungan firman Allah dapat menampung segala kemampuan, tingkat, kecederungan, dan kondisi yang berbeda-beda itu. Seorang mufassir di tuntut untuk menjelaskan nilai-nilai itu sejalan dengan perkembangan masyarakatnya, sehingga al-Quran dapat benar-benar berfungsi sebagai petunjuk, pemisah antara yang haq dan bathil serta jalan keluar bagi setiap probelam kehidupan yang dihadapi, Mufassir dituntut pula untuk menghapus kesalah pahaman terhadap al-Qur’an atau kandungan ayat-ayat.

M. Quraish Shihab juga memasukkan tentang kaum Orientalis mengkiritik tajam sistematika urutan ayat dan surah-surah al-Quran, sambil melemparkan kesalahan kepada para penulis wahyu. Kaum orientalis berpendapat bahwa ada bagian-bagian al-Quran yang ditulis pada masa awal karier Nabi Muhammad saw.

Contoh bukti yang dikemukakannya antara lain adalah: QS. Al-Ghasyiyah. Di sana gambaran mengenai hari kiamat dan nasib orang-orang durhaka, kemudian dilanjutkan dengan gambaran orang-orang yang taat.

Kemudian beliau mengambil tokoh-tokoh para ulama tafsir, tokoh-tokohnya seperti: Fakhruddin ar-Razi (606 H/1210 M). Abu Ishaq asy-Syathibi (w.790 H/1388 M), Ibrahim Ibn Umar al-Biqa’i (809-885 H/1406-1480 M), Badruddin Muhammad ibn Abdullah Az-Zarkasyi (w.794 H) dan lain-lain yang menekuni ilmu Munasabat al-Quran/keserasian hubungan bagian-bagian al-Quran.

Ada beberapa prinsip yang dipegangi oleh M. Quraish Shihab dalam karya tafsirnya, baik tahlîlî maupun mawdhû‘î, di antaranya bahwa al-Qur’an merupakan satu kesatuan yang tak terpisahkan. Dalam al-Mishbâh, beliau tidak pernah luput dari pembahasan ilmu al-munâsabât yang tercermin dalam enam hal:

• keserasian kata demi kata dalam satu surah;
• keserasian kandungan ayat dengan penutup ayat (fawâshil);
• keserasian hubungan ayat dengan ayat berikutnya;
• keserasian uraian awal/mukadimah satu surah dengan penutupnya;
• keserasian penutup surah dengan uraian awal/mukadimah surah sesudahnya;
• Keserasian tema surah dengan nama surah.

Tafsîr al-Mishbâh banyak mengemukakan ‘uraian penjelas’ terhadap sejumlah mufasir ternama sehingga menjadi referensi yang mumpuni, informatif, argumentatif. Tafsir ini tersaji dengan gaya bahasa penulisan yang mudah dicerna segenap kalangan, dari mulai akademisi hingga masyarakat luas. Penjelasan makna sebuah ayat tertuang dengan tamsilan yang semakin menarik atensi pembaca untuk menelaahnya.

Begitu menariknya uraian yang terdapat dalam banyak karyanya, pemerhati karya tafsir Nusantara, Howard M. Federspiel, merekomendasikan bahwa karya-karya tafsir M. Quraish Shihab pantas dan wajib menjadi bacaan setiap Muslim di Indonesia sekarang. Dari segi penamaannya, al-Mishbah berarti “lampu, pelita, atau lentera”, yang mengindikasikan makna kehidupan dan berbagai persoalan umat diterangi oleh cahaya al-Qur’an. Penulisnya mencitakan al-Qur’an agar semakin ‘membumi’ dan mudah dipahami. Tafsîr al-Mishbâh merupakan tafsir Al-Quran lengkap 30 juz pertama dalam 30 tahun terakhir, yang ditulis oleh ahli tafsir terkemuka Indonesia : Prof. Dr. M. Quraish Shihab. Ke-Indonesiaan penulis memberi warna yang menarik dan khas serta sangat relevan untuk memperkaya khasanah pemahaman dan penghayatan kita terhadap rahasia makna ayat-ayat Allah. Mari terangi jiwa dan keimanan kita dengan Tafsîr al-Mishbâh sekarang juga.

Buku ini terdiri dari 15 volume:

Volume 1 : Al-Fatihah s/d Al-Baqarah Halaman : 624 + xxviii halaman
Volume 2 : Ali-‘Imran s/d An-Nisa Halaman : 659 + vi halaman
Volume 3 : Al-Ma’idah Halaman : 257 + v halaman
Volume 4 : Al-An’am Halaman : 367 + v halaman
Volume 5 : Al-A’raf s/d At-Taubah Halaman : 765 + vi halaman
Volume 6 : Yunus s/d Ar-Ra’d Halaman : 613 + vi halaman
Volume 7 : Ibrahim s/d Al-Isra’ Halaman : 585 + vi halaman
Volume 8 : Al-Kahf s/d Al-Anbiya’ Halaman : 524 + vi halaman
Volume 9 : Al-Hajj s/d Al-Furqan Halaman : 554 + vi halaman
Volume 10 : Asy-Syu’ara s/d Al-‘Ankabut Halaman : 547 + vi halaman
Volume 11 : Ar-Rum s/d Yasin Halaman : 582 + vi halaman
Volume 12 : Ash-Shaffat s/d Az-Zukhruf Halaman : 601 + vi halaman
Volume 13 : Ad-Dukhan s/d Al-Waqi’ah Halaman : 586 + vii halaman
Volume 14 : Al-Hadid s/d Al-Mursalat Halaman : 695 + vii halaman
Volume 15 : Juz ‘Amma Halaman : 646 + viii halaman

Tidak ada komentar:

Posting Komentar