Cari Blog Ini

Selasa, 31 Januari 2012

Meningkatkan Kecepatan Firefox


Keunggulan browser Firefox selain disinyalir sebagai browser tercepat, teraman, tercerdas dan terbaik dari seluruh browser yang ada, Firefox pun memiliki dukungan pihak ketiga yang disebut add-ons, seperti halnya wordpress sebagai cms terbaik yang memiliki pendukung (developer) banyak dengan berbagai plugin yang bisa digunakan untuk memaksimalkan kemampuan blog Anda, begitu dengan dengan browser Firefox banyak pilihan plugin yang sebagiannya pernah saya gunakan.
Firefox memang browser tercepat tapi tahukah Anda jika Firefox bisa di optimalkan lagi? Bisa dipercepat lagi? Ya, Anda bisa menambah kecepatan browsing menggunakan Firefox dan bisa menambah lagi kecepatannya dengan sedikit trik. Bisa dibayangkan sudah cepat kemudian ditambah lagi kecepatannya? Pasti mantab kan? Hehehehe
Jika belum, berikut ini cara lebih mempercepat yang sudah cepat menjadi super cepat!

Buka Firefox.

1. Pada address bar ketik about:config dan klik enter. Jika keluar tombol I’ll be careful, I promise! klik saja.
2. Klik kanan di layar Firefox yang Anda lihat (dimana saja di bawah Preference Name) kemudian arahkan mouse pada new lalu integer.
3. Pada kotak dialog New integer value - Enter the preference name isi dengan nglayout.initialpaint.delay. lalu saat kotak dialog lain muncul isi nilainya (value) dengan 0 (nol).
4. Pada Filter Bar (Filter:) letaknya ada di bawah tab yg Anda buka ketik pipelining.
5. Klik dua kali (double klik) pada tulisan network.http.pipelining agar settingannya berubah menjadi true.
6. Lalu klik dua kali (double klik) pada network.http.pipelining.maxrequests setelah keluar kotak dialognya isi dengan nomor antara 10 hingga 30. Saya sendiri mengisi 30 untuk lebih maksimal.
7. Beres dan restart Firefox Anda.
Langkah di atas merupakan cara untuk memaksimalkan si cepat menjadi lebih cepat, cara mempercepat browsing menggunakan Firefox!
Namun tahukah Anda jika cara di atas masih bisa dipercepat lagi? Nah lho! Kalo begitu cepat+cepat+cepat=super cepat! Yupz, browser Firefox Anda akan menjadi super duper cepat dari yang tercepat!

Read More....

Polusi Air

BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Polusi Air
Salah satu dampak negative dari kemjuan ilmu dan teknologi yang tidak digunakan dengan benar adalah terjadinya polusi. Polusi adalah peristiwa masuknya zat, unsure, zat atau komponen lain yang merugikan ke dalam lingkungan akibat aktivitas manusia atau proses alami. Segala sesuatu yang menyebabkan polusi disebut polutan.
Suatu benda dapat dikatakan polutan bila kadarnya melebihi batas normal, berada pada tempat dan waktu yang tidak tepat. Polutan dapat berupa suara, panas, radiasi, debu, bahan kimia, zat-zat yang dihasilkan makhluk hidup dan sebagainya. Adanya polutan dalam jumlah yang berlebihan dapat menyebabkan lingkungan tidak dapat mengadakan pembersihan sendiri ( regenerasi). Oleh karena itu, polusi terhadap lingkungan perlu dideteksi secara dini dan ditangani segera.
Polusi air adalah peristiwa masuknya zat, energi, unsure atau komponen lainnya ke dalam air, sehingga kualitas air terganggu yang ditandai dengan perubahan warna, bau dan rasa. Beberapa contoh polutan antara lain: Fosfat yang berasal dari penggunaan pupuk buatan dan detergen, Poliklorin Bifenil (PCB) senyawa ini berasal dari pemanfaatan bahan-bahan peluma dan plastic, Minyak dan Hidrokarbon dapat berasal dari kebocoran pada roda dan kapal pengangkut minyak, logam-logam berat berasal dari industri bahan kimia dan bensin, Limbah Pertanian berasal dari kotoran hewana dan tempat penyimpanan makanan ternak, Kotoran Manusia berasal dari saluran pembuangan tinja manusia.
Dalam PP No. 20/1990 tentang Pengendalian Pencemaran Air, pencemaran air didefinisikan sebagai : “pencemaran air adalah masuknya atau dimasukkannya mahluk hidup, zat, energi dan atau komponen lain ke dalam air oleh kegiaan manusia sehingga kualitas air turun sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan air tidak berfungsi lagi sesuai dengan peruntukannya” (Pasal 1, angka 2). Definisi pencemaran air tersebut dapat diuraikan sesuai makna pokoknya menjadi 3 (tga) aspek, yaitu aspek kejadian, aspek penyebab atau pelaku dan aspek akibat.
Berdasarkan definisi pencemaran air, penyebab terjadinya pencemaran dapat
berupa masuknya mahluk hidup, zat, energi atau komponen lain ke dalam air sehingga menyebabkan kualitas air tercemar. Masukan tersebut sering disebut dengan istilah unsur pencemar, yang pada prakteknya masukan tersebut berupa buangan yang bersifat rutin, misalnya buangan limbah cair. Aspek pelaku/penyebab dapat yang disebabkan oleh alam, atau oleh manusia. Pencemaran yang disebabkan oleh alam tidak dapat berimplikasi hukum, tetapi Pemerintah tetap harus menanggulangi pencemaran tersebut. Sedangkan aspek akibat dapat dilihat berdasarkan penurunan kualitas air sampai ke tingkat tertentu. Pengertian tingkat tertentu dalam definisi tersebut adalah tingkat kualitas air yang menjadi batas antara tingkat tak-cemar (tingkat kualitas air belum sampai batas) dan tingkat cemar (kualitas air yang telah sampai ke batas atau melewati batas).
Ada standar baku mutu tertentu untuk peruntukan air. Sebagai contoh adalah pada UU Kesehatan No. 23 tahun 1992 ayat 3 terkandung makna bahwa air minum yang dikonsumsi masyarakat, harus memenuhi persyaratan kualitas maupun kuantitas, yang persyaratan kualitas tettuang dalam Peraturan Mentri Kesehatan No. 146 tahun 1990 tentang syarat-syarat dan pengawasan kualitas air. Sedangkan parameter kualitas air minum/air bersih yang terdiri dari parameter kimiawi, fisik, radioaktif dan mikrobiologi, ditetapkan dalam PERMENKES 416/1990. Air yang aman adalah air yang sesuai dengan kriteria bagi peruntukan air tersebut.

B. Indikator Pencemaran Air
Indikator atau tanda bahwa air lingkungan telah tercemar adalah adanya perubahan atau tanda yang dapat diamati yang dapat digolongkan menjadi :
o Pengamatan secara fisis, yaitu pengamatan pencemaran air berdasarkan tingkat kejernihan air (kekeruhan), perubahan suhu, warna dan adanya perubahan warna, bau dan rasa
o Pengamatan secara kimiawi, yaitu pengamatan pencemaran air berdasarkan zat kimia yang terlarut, perubahan pH
o Pengamatan secara biologis, yaitu pengamatan pencemaran air berdasarkan mikroorganisme yang ada dalam air, terutama ada tidaknya bakteri pathogen.
Indikator yang umum diketahui pada pemeriksaan pencemaran air adalah pH atau konsentrasi ion hydrogen, oksigen terlarut (Dissolved Oxygen, DO), kebutuhan oksigen biokimia (Biochemiycal Oxygen Demand, BOD) serta kebutuhan oksigen kimiawi (Chemical Oxygen Demand, COD).
C. Macam-Macam Sumber Polusi Air
Sumber polusi air antara lain sampah masyarakat, limbah industri, limbah pertanian dan limah rumah tangga. Ada beberapa tipe polutan yang dapat merusak perairan yaitu; bahan-bahan yang mengandung bibit penyakit, bahan-bahan yang banyak membutuhakan oksigen untuk penguraiannya, bahan-bhan kimia organic dari industri atau limbah pupuk pertanian, bahan-bahan yang tidak sediment, bahan-bahan yang mengandung radioaktif dan panas.
Pembuangan sampah dapat mengakibatkan kadar O2 terlarut dalam air semakin berkurang karena sebagian besar dipergunakan oleh bakteri pembusuk. Pembuangan sampah organic maupun anorganik yang dibuang kesungai terus-menerus, selain menemari air, terutama di musim hujan akan mengakibatkan banjir.
Air adalah unsure alam yang penting bagi mahluk hidup dengan sifat mengalir dan meresap. Apabila jalur aliran-alirannya tersumbat akan mengakibatkan banjir. Polusi air terjadi karena kurangnya rasa disiplian masyarakat, misalnya dalam kebersihan lingkungan dan membuang sampah sembarangan.
Musibah banjir terbagi menjadi dua macam yaitu banjir banding ( besar) dan banjir genangan.
1. Banjir bandang terjadi akibat air meluap dari jaur-jalur aliran (sungai) dengan volume air yang besar
2. Banjir genangan terjadi tergenangnya air hujan disuatu daerah yang saluran air dan daya seraonya terbatas.
D. Bahaya dari Polusi Air
Pencemaran air dapat berdampak sangat luas, misalnya dapat meracuni air minum, meracuni makanan hewan, menjadi penyebab ketidak seimbangan ekosistem sungai dan danau, pengrusakan hutan akibat hujan asam dsb.
Bibit-bibit penyakit berbagai zat yang bersifat racun dan bahan radioaktif dapat merugikan manusia. Berbagai polutan memerlukan O2 untuk penguraiannya. Jika O2 kurang, penguraiannya tidak sempurna dan menyebabkan air berubah warnanya dan berbau busuk. Bahan atau logam yang berbahaya seperti arsenat, uradium, krom, timah, air raksa, benzon, tetraklorida, karbon dan lain-lain dapat merusak organ tubuh manusia atau dapatmenyebabkan kanker. Sejumlah besar limbah dari sungai akan masuk ke laut.
Polutan ini dapat merusak kehidupan air sekitar muara sungai dan sebagian kecil laut muara. Bahan-bahan yang berbahaya masuk ke laut atau samudera mempunyai akibat jangka panjang yang belum diketahui. Banyak jenis kerang-kerangan yang mungin mengandung zat-zat yang berbahaya untuk dimakan. Laut dapat pula tercemar oleh yang asalnya mungkin dari pemukiman, pabrik, melalui sungai, atau dari kapal tanker yang rusak. Minyak dapat mematikan burung dan hewan laut lainnya, sebagai contoh efek keracunan dapat dilihat di Jepang. Merkuri yang dibuang oleh sebuah industri ke teluk minamata terakumulasi di jaringan tubuh ikan dan masyarakat yang mengkonsumsinya menderita cacat dan meninggal.
Di badan air, sungai dan danau, nitrogen dan fosfat dari kegiatan pertanian telah menyebabkan pertumbuhan tanaman air yang di luar kendali yang disebut eutrofikasi (eutrofication). Ledakan pertumbuhan tersebut menyebabkan oksigen yang seharusnya digunakan bersama oleh seluruh hewan/tumbuhan air, menjadi berkurang. Ketika tanaman air tersebut mati, dekomposisinya menyedot lebih banyak oksigen. Akibatnya ikan akan mati dan aktivitas bakteri akan menurun.
Dampak pencemaran air pada umumnya dibagi dalam 4 kategori:
a. dampak terhadap kehidupan biota air
b. dampak terhadap kualitas air tanah
c. dampak terhadap kesehatan
d. dampak terhadap estetika lingkungan
a. Dampak terhadap kehidupan biota air
Banyaknya zat pencemar pada air limbah akan menyebabkan menurunnya kadar oksigen terlarut dalam air tersebut. Sehingga akan mengakibatkan kehidupan dalam air yang membutuhkan oksigen terganggu serta mengurangi perkembangannya. Selain itu kematian dapat pula disebabkan adanya zat beracun yang juga menyebabkan kerusakan pada tanaman dan tumbuhan air.
Akibat matinya bakteri-bakteri, maka proses penjernihan air secara alamiah yang seharusnya terjadi pada air limbah juga terhambat. Dengan air limbah menjadi sulit terurai. Panas dari industri juaga akan membawa dampak bagi kematian organisme, apabila air limbah tidak didinginkan dahulu.
b. Dampak terhadap kualitas air tanah
Pencemaran air tanah oleh tinja yang biasa diukur dengan faecal coliform telah terjadi dalam skala yang luas, hal ini telah dibuktikan oleh suatu survey sumur dangkal di Jakarta. Banyak penelitian yang mengindikasikan terjadinya pencemaran tersebut.
c. Dampak terhadap kesehatan
Peran air sebagai pembawa penyakit menular bermacam-macam antara lain :
o air sebagai media untuk hidup mikroba pathogen
o air sebagai sarang insekta penyebar penyakit
o jumlah air yang tersedia tak cukup, sehingga manusia bersangkutan tak dapat membersihkan diri
o air sebagai media untuk hidup vector penyakit
Ada beberapa penyakit yang masuk dalam katagori water-borne diseases, atau penyakit-penyakit yang dibawa oleh air, yang masih banyak terdapat di daerah-daerah. Penyakit-penyakit ini dapat menyebar bila mikroba penyebabnya dapat masuk ke dalam sumber air yang dipakai masyarakat untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Sedangkan jenis mikroba yang dapat menyebar lewat air antara lain, bakteri, protozoa dan metazoa.
d. Dampak terhadap estetika lingkungan
Dengan semakin banyaknya zat organic yang dibuang ke lingkungan perairan, maka perairan tersebut akan semakin tercemar yang biasanya ditandai dengan bau yang menyengat disamping tumpukan yang dapat mengurangi estetika lingkungan. Masalah limbah minyak atau lemak juga dapat mengurangi estetika. Selain bau, limbah tersebut juga menyebabkan tempat sekitarnya menjadi licin. Sedangkan limbah detergen atau sabun akan menyebabkan penumpukan busa yang sangat banyak. Inipun dapat mengurangi estetika.
E. Usaha-Usaha untuk Mencegah dan Mengatasi Polusi Air
Pengendalian/penanggulangan pencemaran air di Indonesia telah diatur melalui Peraturan Pemerintah Nomor 82 tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas dan Pengendalian Pencemaran Air. Secara umum hal ini meliputi pencemaran air baik oleh instansi ataupun non-instansi. Salah satu upaya serius yang telah dilakukan Pemerintah dalam pengendalian pencemaran air adalah melalui Program Kali Bersih (PROKASIH). Program ini merupakan upaya untuk menurunkan beban limbah cair khususnya yang berasal dari kegiatan usaha skala menengah dan besar, serta dilakukan secara bwertahap untuk mengendalikan beban pencemaran dari sumber-sumber lainnya. Program ini juga berusaha untuk menata pemukiman di bantaran sungai dengan melibatkan masyarakat setempat.
Pada prinsipnya ada 2 (dua) usaha untuk menanggulangi pencemaran, yaitu
penanggulangan secara non-teknis dan secara teknis. Penanggulangan secara non-teknis yaitu suatu usaha untuk mengurangi pencemaran lingkungan dengan cara menciptakan peraturan perundangan yang dapat merencanakan, mengatur dan mengawasi segala macam bentuk kegiatan industri dan teknologi sehingga tidak terjadi pencemaran. Peraturan perundangan ini hendaknya dapat memberikan gambaran secara jelas tentang kegiatan industri yang akan dilaksanakan, misalnya meliputi AMDAL, pengaturan dan pengawasan kegiatan dan menanamkan perilaku disiplin. Sedangkan penanggulangan secara teknis bersumber pada perlakuan industri terhadap perlakuan buangannya, misalnya dengan mengubah proses, mengelola limbah atau menambah alat bantu yang dapat mengurangi pencemaran.
Sebenarnya penanggulangan pencemaran air dapat dimulai dari diri kita sendiri. Dalam keseharian, kita dapat mengurangi pencemaran air dengan cara mengurangi produksi sampah (minimize) yang kita hasilkan setiap hari. Selain itu, kita dapat pula mendaur ulang (recycle) dan mendaur pakai (reuse) sampah tersebut.
Kitapun perlu memperhatikan bahan kimia yang kita buang dari rumah kita. Karena saat ini kita telah menjadi masyarakat kimia, yang menggunakan ratusan jenis zat kimia dalam keseharian kita, seperti mencuci, memasak, membersihkan rumah, memupuk tanaman, dan sebagainya. Kita harus bertanggung jawab terhadap berbagai sampah seperti makanan dalam kemasan kaleng, minuman dalam botol dan sebagainya, yang memuat unsur pewarna pada kemasannya dan kemudian terserap oleh air tanah pada tempat pembuangan akhir. Bahkan pilihan kita untuk bermobil atau berjalan kaki, turut menyumbangkan emisi asam atu hidrokarbon ke dalam atmosfir yang akhirnya berdampak pada siklus air alam.
Menjadi konsumen yang bertanggung jawab merupakan tindakan yang bijaksana. Sebagai contoh, kritis terhadap barang yang dikonsumsi, apakah nantinya akan menjadi sumber bencana yang persisten, eksplosif, korosif dan beracun atau degradable (dapat didegradasi alam)? Apakah barang yang kita konsumsi nantinya dapat meracuni manusia, hewan, dan tumbuhan aman bagi makhluk hidup dan lingkungan ?
Teknologi dapat kita gunakan untuk mengatasi pencemaran air. Instalasi
pengolahan air bersih, instalasi pengolahan air limbah, yang dioperasikan dan dipelihara baik, mampu menghilangkan substansi beracun dari air yang tercemar. Dari segi kebijakan atau peraturanpun mengenai pencemaran air ini telah ada. Bila kita ingin benar-benar hal tersebut dapat dilaksanakan, maka penegakan hukumnya harus dilaksanakan pula. Pada akhirnya, banyak pilihan baik secara pribadi ataupun social (kolektif) yang harus ditetapkan, secara sadar maupun tidak, yang akan mempengaruhi tingkat pencemaran dimanapun kita berada. Walaupun demikian, langkah pencegahan lebih efektif dan bijaksana.
Melalui penanggulangan pencemaran ini diharapkan bahwa pencemaran akan berkurang dan kualitas hidup manusia akan lebih ditingkatkan, sehingga akan didapat sumber air yang aman, bersih dan sehat.
Pengenceran dan penguraian polutan air tanah sulit sekali karena airnya tidak mengalir dan tidak mengandung bakteri pengurai yang aerob, jadi air tanah yang tercemar akan tetap tercemar dalam waktu yang lama, walau tidak ada bahan pencemaran yang masuk. Oleh karena itu banyak usaha untuk menjaga agar tanah tetap bersih, misalnya:
1. Menempatkan daerah industri atau pabrik jauh dari daerah pemukiman atau perumahan
2. Pembuangan limbah industri diatur sehinga tidak mencemari lingkungan atau ekosistem
3. Pengawasan terhadap penggunaan jenis-jenis pestisida dan zat-zat kimia lain yang dapat menimbulkan pencemaran
4. Memperluas gerakan penghijauan
5. Tindakan tegas terhadap perilaku pencemaran lingkungan
6. Memberikan kesadaran terhadap masyarakat tentang arti lingkungan hidup sehingga manusia lebih mencintai lingkungannya
7. Melakukan intensifikasi pertanian
Adapun cara lain untuk mengatasi polusi air atau yang dikenal dengan sebutan banjir. Banjir ada dua macam yaitu banjir banding dan banjir genangan.
1. Banjir banding dapat diatasi secar meluas dengan didukung berbagai disiplin ilmu
2. Banjir genangan dapat diatasi dengan memebersihakan air dari penyumbatan yang mengakibatkan air meluap
Banyak orang mengatakan “ lebih baik mencegah dari pada mengatasi”, hal ini berlaku pula pada banjir genangan. Ada beberapa langkah-langkah yang dilakukan untuk mencegak banjir genangan yaitu:
1. Dalam perencanaan jalan-jalan lingkungan baik program pemerintah maupun swadaya masyarakat sebaiknya memilih material bahan yang menyerap air misalnya penggunaan bahan dari pavling blok ( blok-blok adukan beton yang disusun denagn rongga-rongga resapan air disela-selanya. Hal yang tidak kalah pentingnya adalah penataan saluran lingkungan, pembuatannyapun harus bersamaan dengan pembuatan jalan tersebut
2. Apabila di halaman pekarangan-pekarangan rumah kita masih terdapat ruang-ruang terbuka, buatlah sumur-sumur resapan air hujan sebanyak-banyaknya. Fungsi sumur resapan air ini untuk mempercepat air meresapke dalam tanah. Dengan membuat sumur resapan air tersebut, sebenarnya kita dapat memperoleh manfaat seperti berikut:
o Persediaan air bersih dalam tanah disekitar rumah kita cukup baik dan banyak
o Tanah bekas galian sumur dapat dipergunakan untuk menimbun lahan-lahan yang rendah atau meninggikan lantai rumah
o Apabila air hujan tidak tertampung oleh selokan-selokan rumah, dapat dialirkan ke sumur-sumur resapan. Jangan membuang sampah atau mengeluarkan air limbah rumah tangga (air bekas mandi, cucian dan sebagainya) ke dalam sumur resapan karena bias mencemari kandungan air tanah
o Apabila air banjir masuk ke rumah menapai ketinggian 20-50 cm, satu-satunya jalan adalah meninggikan lantai rumah kita di atas ambang permukaan air banjir.
o Cara lain adalah membuat tanggul di depan pintu masuk rumah kita. Cara ini sudah umum dilakukan orang, hanya saja teknisnya sering kurang terencana secara mendetail.


BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pencemaran air dapat berdampak pada kesehatan, keselamatan dan akhirnya berakibat pada pembangunan ekonomi. Bencana krisis air dapat merupakan ancaman bagi keberlangsungan generasi yang akan datang. Ditinjau dari segi kualitas dan kuantitas, kondisi sumber air makin menurun dan berkembangnya berbagai sumber penyakit. Tingginya pencemaran air disebabkan limbah industri yang tidak diolah dahulu serta limbah rumah tangga pada pemukiman yang dibuang ke badan sungai.
Terbatasnya upaya pengendalian pencemaran air diperparah dengan rendahnya kesadaran masyarakat terhadap lingkungan serta kurangnya penegakan hukum bagi pelanggar pencemaran lingkungan. Diperlukan pendekatan yang komprehensif dan holistic bagi penanggulangan pencemaran air, agar dapat dipertahankan kualitas lingkungan yang baik. Pemerintah juga hendaknya mengeluarkan kebijakan yang pada dasarnya merangsang pengguna air untuk melakukan efisiensi dengan menganggap bahwa air merupakan sumberdaya yang terbatas.
B. Saran
Sebagai manusi yang memiliki tanggungjawab hendaklah mmulai saat ini kita meningkatkan kepedulian kita terhadap lingkungan, kepedulian itu dapat diwujudkn dalam bentuk upaya pemeliharaan, pengamanan, perlindungan, dan pengawetan sumber daya alam, baik yang berada di dalam maupun di luar kawasan hutan, dilakukan antara lain melalui pembinaan hutan lindung dan suaka alam, pembangunan hutan wisata, taman hutan raya dan taman nasional, rehabilitasi flora dan fauna, pemantauan dmpak lingkungan, pembinaan cinta alam, serta kegiatan pengamanan dan perlindungan hutan. Sebaiknya kita harus berhati-hati dalam menggunakan air karena air itu ada yang terpolusi dan ada yang tidak, Jagalah air di lingkungan rumah dan sekitar agar tetap bersih dan terhindar dari pencemaran air, Jangan membuang sampah ke sungai atau kolam, buanglah sampah pada tempatnya agar tidak terjadi pencemaran air


DAFTAR PUSTAKA
Djambur. W. Sukarno. 1993. Biologi 1 untuk Sekolah Menengan Umum. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, pusat perbukuan
Ahya M Salman. 1993. Biologi 1 untuk Sekolah Menengah Umum, Dekdibud, Jakarta
Santiyono. 1994. Biologi 1 untuk sekolah Menengah Umum, penerbit Erlangga
Http: //www. Google.com
Read More....

Model pembelajaran Think Pair Share (TPS)

BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Pair Share (TPS)
Cooperative learning berasal dari kata cooperative yang artinya mengerjakan sesuatu secara bersama-sama dengan saling membantu satu sama lainnya sebagai satu kelompok atau satu tim. Menurut Kauchak dan Eggen, belajar kooperatif merupakan suatu kumpulan strategi mengajar yang digunakan untuk membantu murid satu dengan murid yang lain dalam mempelajari sesuatu (Lie, 1999:129-130).
Secara sederhana pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran yang berusaha untuk mengaktifkan siswa dengan membaginya ke dalam kelompok-kelompok diskusi. Menurut Wartono (2004:12) bahwa dalam pembelajaran kooperatif peserta didik tidak hanya diorientasikan untuk mempelajari materi semata, namun siswa juga harus mempelajari keterampilan-keterampilan khusus yang disebut keterampilan kooperatif dimana siswa belajar dalam kelompok-kelompok kecil yang memiliki tingkat kemampuan berbeda.
Lebih lanjut Trianto (2009: 56) menjelaskan bahwa di dalam kelas kooperatif murid belajar bersama dalam kelompok-kelompok kecil yang terdiri dari 4-6 orang murid yang sederajat tetapi heterogen, kemampuan, jenis kelamin, suku/ras, dan satu sama lain saling membantu.
Menurut Wina Sanjaya (2006:242), karakteristik pembelajaran kooperatif adalah 1) pembelajaran secara tim, 2) didasarkan pada manajemen kooperatif, 3) kemauan untuk bekerjasama, dan 4) keterampilan bekerjasama.
Dalam pembelajaran kooperatif, guru harus meyakinkan setiap murid bahwa tujuan mereka akan tercapai jika murid lainnya juga mencapai tujuan tersebut. Dengan arti kata adanya sebuah kesadaran bersama kalau dalam pembelajaran kooperatif saling ketergantungan antara satu murid dengan murid yang lain. Setiap anggota kelompok bukan saja harus diatur tugas dan tanggung jawab masing-masing, akan tetapi juga ditanamkan perlunya saling membantu. Dengan demikian, murid perlu didorong untuk mau dan sanggup berinteraksi dan berkomunikasi dengan anggota lain. Dalam pembelajaran kooperatif belajar dikatakan belum selesai jika salah satu teman belum menguasai bahan pelajaran. Oleh karena itu, tim harus mampu membuat setiap murid belajar.
Terdapat empat prinsip dasar pembelajaran kooperatif menurut Wina Sanjaya (2006:244), prinsip tersebut adalah prinsip ketergantungan positif, tanggung jawab perseorangan, interaksi tatap muka, partisipasi dan komunikasi.
Dalam pembelajaran kelompok, keberhasilan suatu penyelesaian tugas sangat tergantung kepada usaha yang dilakukan setiap anggota kelompoknya. Oleh sebab itu, perlu disadari oleh setiap anggota kelompok keberhasilan penyelesaian tugas kelompok akan ditentukan oleh kinerja masing-masing anggota. Dengan demikian, semua anggota dalam kelompok akan merasa saling ketergantungan.
Prinsip tanggung jawab perseorangan merupakan konsekuensi dari prinsip pertama. Oleh karena keberhasilan kelompok tergantung pada setiap anggotanya, maka setiap anggota kelompok harus memiliki tanggung jawab sesuai dengan tugasnya.
Pembelajaran kooperatif memberi ruang dan kesempatan yang luas kepada setiap anggota kelompok untuk bertatap muka saling memberikan informasi dan saling membelajarkan. Pembelajaran kooperatif melatih murid untuk dapat mampu berpartisipasi aktif dan berkomunikasi. Kemampuan ini sangat penting sebagai bekal mereka dalam kehidupan di masyarakat kelak.
Menurut Slavin dalam Suradi (2006:6), keuntungan pembelajaran kooperatif adalah sebagai berikut:
1) Murid bekerjasama dalam mencapai tujuan dengan menjunjung tinggi norma-norma kelompok.
2) Murid aktif membantu dan mendorong semangat untuk sama-sama berhasil.
3) Aktif berperan sebagai tutor sebaya untuk lebih meningkatkan keberhasilan kelompok.
4) Interaksi antar murid seiring dengan peningkatan kemampuan mereka dalam berpendapat.
5) Interaksi antar murid juga membantu meningkatkan perkembangan kognitif yang non konservatif menjadi konservatif.

Strategi Think Pair Share (TPS) atau berpikir berpasangan merupakan pembelajaran kooperatif yang dirancang untuk memenuhi pola interaksi murid (Komalasari,2010:64).
Pola interaksi yang dimaksud di atas adalah cara yang efektif untuk membuat variasi dalam pembelajaran melalui kerja sama. Satu aspek penting pembelajaran kooperatif ialah bahwa di samping membantu mengembangkan tingkah laku kooperatif dan hubungan yang lebih baik diantara siswa, juga membantu siswa dalam pembelajaran akademis.

BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Pair Share (TPS)
Cooperative learning berasal dari kata cooperative yang artinya mengerjakan sesuatu secara bersama-sama dengan saling membantu satu sama lainnya sebagai satu kelompok atau satu tim. Menurut Kauchak dan Eggen, belajar kooperatif merupakan suatu kumpulan strategi mengajar yang digunakan untuk membantu murid satu dengan murid yang lain dalam mempelajari sesuatu (Lie, 1999:129-130).
Secara sederhana pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran yang berusaha untuk mengaktifkan siswa dengan membaginya ke dalam kelompok-kelompok diskusi. Menurut Wartono (2004:12) bahwa dalam pembelajaran kooperatif peserta didik tidak hanya diorientasikan untuk mempelajari materi semata, namun siswa juga harus mempelajari keterampilan-keterampilan khusus yang disebut keterampilan kooperatif dimana siswa belajar dalam kelompok-kelompok kecil yang memiliki tingkat kemampuan berbeda.
Lebih lanjut Trianto (2009: 56) menjelaskan bahwa di dalam kelas kooperatif murid belajar bersama dalam kelompok-kelompok kecil yang terdiri dari 4-6 orang murid yang sederajat tetapi heterogen, kemampuan, jenis kelamin, suku/ras, dan satu sama lain saling membantu.
Menurut Wina Sanjaya (2006:242), karakteristik pembelajaran kooperatif adalah 1) pembelajaran secara tim, 2) didasarkan pada manajemen kooperatif, 3) kemauan untuk bekerjasama, dan 4) keterampilan bekerjasama.
Dalam pembelajaran kooperatif, guru harus meyakinkan setiap murid bahwa tujuan mereka akan tercapai jika murid lainnya juga mencapai tujuan tersebut. Dengan arti kata adanya sebuah kesadaran bersama kalau dalam pembelajaran kooperatif saling ketergantungan antara satu murid dengan murid yang lain. Setiap anggota kelompok bukan saja harus diatur tugas dan tanggung jawab masing-masing, akan tetapi juga ditanamkan perlunya saling membantu. Dengan demikian, murid perlu didorong untuk mau dan sanggup berinteraksi dan berkomunikasi dengan anggota lain. Dalam pembelajaran kooperatif belajar dikatakan belum selesai jika salah satu teman belum menguasai bahan pelajaran. Oleh karena itu, tim harus mampu membuat setiap murid belajar.
Terdapat empat prinsip dasar pembelajaran kooperatif menurut Wina Sanjaya (2006:244), prinsip tersebut adalah prinsip ketergantungan positif, tanggung jawab perseorangan, interaksi tatap muka, partisipasi dan komunikasi.
Dalam pembelajaran kelompok, keberhasilan suatu penyelesaian tugas sangat tergantung kepada usaha yang dilakukan setiap anggota kelompoknya. Oleh sebab itu, perlu disadari oleh setiap anggota kelompok keberhasilan penyelesaian tugas kelompok akan ditentukan oleh kinerja masing-masing anggota. Dengan demikian, semua anggota dalam kelompok akan merasa saling ketergantungan.
Prinsip tanggung jawab perseorangan merupakan konsekuensi dari prinsip pertama. Oleh karena keberhasilan kelompok tergantung pada setiap anggotanya, maka setiap anggota kelompok harus memiliki tanggung jawab sesuai dengan tugasnya.
Pembelajaran kooperatif memberi ruang dan kesempatan yang luas kepada setiap anggota kelompok untuk bertatap muka saling memberikan informasi dan saling membelajarkan. Pembelajaran kooperatif melatih murid untuk dapat mampu berpartisipasi aktif dan berkomunikasi. Kemampuan ini sangat penting sebagai bekal mereka dalam kehidupan di masyarakat kelak.
Menurut Slavin dalam Suradi (2006:6), keuntungan pembelajaran kooperatif adalah sebagai berikut:
1) Murid bekerjasama dalam mencapai tujuan dengan menjunjung tinggi norma-norma kelompok.
2) Murid aktif membantu dan mendorong semangat untuk sama-sama berhasil.
3) Aktif berperan sebagai tutor sebaya untuk lebih meningkatkan keberhasilan kelompok.
4) Interaksi antar murid seiring dengan peningkatan kemampuan mereka dalam berpendapat.
5) Interaksi antar murid juga membantu meningkatkan perkembangan kognitif yang non konservatif menjadi konservatif.

Strategi Think Pair Share (TPS) atau berpikir berpasangan merupakan pembelajaran kooperatif yang dirancang untuk memenuhi pola interaksi murid (Komalasari,2010:64).
Pola interaksi yang dimaksud di atas adalah cara yang efektif untuk membuat variasi dalam pembelajaran melalui kerja sama. Satu aspek penting pembelajaran kooperatif ialah bahwa di samping membantu mengembangkan tingkah laku kooperatif dan hubungan yang lebih baik diantara siswa, juga membantu siswa dalam pembelajaran akademis.
B. Tahapan-Tahapan Pelaksanaan Think Pair Share
Trianto (2007:61), menyebutkan tahapan demi tahapan yang dilakukan pada
pelaksanaan Think Pair Share (TPS) adalah: tahap satu think (berpikir), tahap dua pair (berpasangan), dan tahap 3 share (berbagi).
Proses TPS dimulai pada saat ini guru mengemukakan pertanyaan yang menggalakkan semua murid untuk berpikir. Pertanyaan ini hendaknya berupa pertanyaan terbuka yang memungkinkan dijawab dengan berbagai macam jawaban. Selanjutnya guru meminta kepada murid untuk berpasangan dan mulai memikirkan pertanyaan atau masalah yang diberikan guru tadi dalam waktu tertentu. Tahap selanjutnya murid secara individu mewakili kelompok atau berdua maju bersama untuk melaporkan hasil diskusinya ke seluruh kelas.
Trianto (2007:61) menjelaskan langkah-langkah pembelajaran Think Pair Share dalam tabel sebagai berikut:
Tabel 1 Pembelajaran Think Pair Share
Tahapan Guru Murid
1. Thinking Guru memberikan waktu kepada murid untuk berpikir tentang pertanyaan atau masalah yang diberikan
Murid berpikir sendiri untuk menemukan jawaban atas pertanyaan atau masalah yang diajukan
2. Pairing Guru memberikan tanda kepada murid untuk mulai berpasangan dengan murid lain Murid mulai mencari pasangan untuk mendiskusikan dan mencapai kesepakatan atas jawaban pertanyaan yang diajukan guru
3. Sharing Guru meminta pasangan-pasangan tersebut untuk berbagi jawaban atas pertanyaan atau permasalahan yang
diajukan guru
Murid berbagi jawaban atas pertanyaan atau permasalahan yang diajukan guru

C. Keunggulan-Keunggulan Think Pair Share
Menurut Sardiman (2007), keunggulan-keunggulan Think Pair Share, antara lain:
1) TPS mudah diterapkan diberbagai jenjang pendidikan dan dalam setiap kesempatan.
2) Menyediakan waktu berpikir untuk smeningkatkan kualitas respon murid.
3) Murid menjadi lebih aktif dalam berpikir mengenai konsep dalam mata pelajaran.
4) Murid lebih memahami tentang konsep topik pelajaran selama diskusi.
5) Murid dapat belajar dari murid lain.
6) Setiap murid dalam kelompoknya mempunyai kesempatan untuk berbagi atau menyampaikan idenya.

Berdasarkan paparan di atas, dapat disimpulkan bahwa Think Pair Share adalah suatu metode pembelajaran kooperatif yang memberi murid waktu untuk berfikir dan merespon serta saling bantu satu sama lain. Metode ini memperkenalkan ide “waktu berfikir atau waktu tunggu” yang menjadi faktor kuat dalam meningkatkan kemampuan murid dalam merespon pertanyaan. Pembelajaran Kooperatif model Think Pair Share ini relatif lebih sederhana karena tidak menyita waktu yang lama untuk mangatur tempat duduk ataupun mengelompokkan murid. Pembelajaran ini melatih murid untuk berani berpendapat dan menghargai pendapat teman.
Think Pair Share (TPS) adalah strategi diskusi kooperatif yang dikembangkan oleh Frank Lyman dan kawan-kawannya dari Universitas Maryland pada tahun 1981. TPS mampu mengubah asumsi bahwa metode resitasi dan diskusi perlu diselenggarakan dalam setting kelompk kelas secara keseluruhan. Think Pair Share memberikan kepada murid waktu untuk berpikir dan merespon serta saling bantu satu sama lain .
Think Pair Share memiliki prosedur yang secara eksplisit untuk member murid waktu untuk berpikir, menjawab, saling membantu satu sama lain. Dengan demikian diharapkan murid mampu bekerja sama, saling membutuhkan, dan saling bergantung pada kelompok kecil secara kooperatif.
D. Pelaksanaan Pembelajaran Melalui TPS
Model pembelajaran hendaknya sesuai dengan kebutuhan. Setiap kegiatan pembelajaran memerlukan persiapan yang berbeda-beda, tidak ada satu persiapan yang bisa digunakan untuk segala situasi, setiap topik dan setiap kompetensi yang akan di capai memerlukan persiapan yang berbeda-beda. Perencanaan pengajaran IPS diartikan sebagai proses penyusunan materi pelajaran, penggunaan media, penggunaan pendekatan dan metode, dan penilaian pengajaran dalam suatu alokasi waktu yang akan dilaksanakan pada masa tertentu untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan.
Perencanaan pembelajaran bisa dibuat dalam bentuk Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). RPP merupakan persiapan pembelajaran dalam unit yang terkecil. Rencana pembelajaran mengandung komponen antara lain, yaitu :
1) Tujuan pengajaran,
2) Materi pelajaran/bahan ajar, pendekatan dan metode mengajar, media pengajaran dan pengalaman mengajar; dan
3) Evaluasi keberhasilan. Dalam menyusun RPP guru diharapkan dapat mengembangkan format-format baru yang sesuai dengan tahapan pegembangan anak, karakteristik cara anak belajar, konsep belajar dan pembelajaran aktif, inovatif, kreatif, dan menyenangkan.
Dalam melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan model Think Pair Share (TPS), langah pertama yang dilakukan adalah sebagai berikut:
1) Thinking (berpikir)
Kegiatan pertama dalam Think-Pair-Share (TPS) yakni pertama guru mengajukan pertanyaan yang berhubungan dengan topik pelajaran ekonomi sesuai dengan materi yang dibawakan. Kemudian para siswa diminta untuk memikirkan masalah- masalah yang yang diajukan oleh guru yang berkaitan dengan materi yang telah dijelaskan. Dalam tahap ini siswa dituntut lebih mandiri dalam mengolah informasi yang mereka dapat .
2) Pairing (berpasangan)
Pada tahap ini guru meminta siswa duduk berpasangan dengan siswa lain untuk mendiskusikan apa yang telah difikirkannya pada tahap pertama. Interaksi pada tahap ini diharapkan dapat membagi jawaban dengan pasangannya. Kemudian guru memberikan waktu 10-15menit untuk berdiskusi secara berpasangan.
3) Share (berbagi)
Pada tahap akhir guru meminta kepada pasangan untuk berbagi jawaban yang telah dipikirkan sebelumnya masing-masing siswa lalu mendiskusikannya sesuai dengan kelompok yang telah dibagi beberapa kelompok. Ini efektif dilakukan dengan cara bergiliran pasangan demi pasangan dan dilanjutkan sampai sekitar seperempat pasangan telah mendapat kesempatan untuk melaporkan.


BAB V
PENUTUP
A. Simpulan
Model pembelajaran Think Pair Share (TPS) ini adalah model pembelajaran yang relative mudah untuk diterapkan dan melibatkan siswa secara langsung dalam pembelajaran dan dapat meningkatkan semangat, perhatian siswa untuk belajar, sehingga gangguan dalam kelas dapat diminimalisir, demikian juga bagi siswa yang mengantuk, akan membuat mereka tergerak untuk memperhatikan pelajaran. Selain itu, siswa juga dapat membangun pengetahuan mereka dalam diskusi, sehinga hubungan sosial antar siswa dapat terjalin dengan baik.
B. Saran

Read More....