Cari Blog Ini

Rabu, 13 Juli 2011


Penjara Birokrasi
Oleh M. Fadli
(Mahasiswa Sosiologi Agama: VII)
  M
asa modernisasi adalah masa dimana setiap level dan bagan kehidupan harus masuk kedalam sebuah struktur yang menjanjikan rasionalisasi kehidupan, sebagaimana kita ketahui bersama bahwa kehidupan yang dijalalani oleh manusia selalu mengalami perkembangan dari waktu kewaktu dan selalu mengalami rasionalisasi, jadi hal-hal yang bersifat inrasionalpun akan ditinggalakan dan meniscayakan akan mengalami kepunahan. Sebagaimana pandangan seorang tokoh sosiolog yaitu max weber yang beranggapan bahwa kehidupan yang baik jika kehidupan tersebut masuk kedalam struktur birokrasi yang menjadi landasan dalam berjalannya kehidupan tersebut. Tapi yang menjadi sebuah permasalahan adalah rasionalisasi-rasionalisasi yang dilakukan pada hakikatnya adalah sebuah inrasionalisasi yang bertopengkan rasionalisasi. karna dalam realitasnya rasionalisasi yang ditonjolkan ternyata merupakan penjara-penjara baru yang dapat mengekang daya kreatifitas kita sebagai manusia. dalam rasionalisasi birokrasi hal-hal yang selalu digembor-gemborkan selalu hal-hal yang positif sedangkan hal-hal yang negatif dari rasionalisasi tidak pernah dipaparkan. Yang mana sebenarnya ada hal-hal yang dibalik semua itu dapat menjadi bumerang ketidakseimbangan nilai dan mau tidak mau akan melahirkan masalah-masalah baru yang berkepanjangan. Lembaga pertama yang memakai sistem birokrasi yang dipelopori oleh Ray kroc dengan menghadirkan restoran waralaba dan semua hal itu di warnai dengan hadirnya mcdonaldisasi yang lahir di USA yang nantinya diambil sebagai sebuah rujukan bagi setiap birokrasi yang ada di masyarakat. karena Macdonaldisasi adalah sebuah lembaga pertama yang mampu menghadirkan struktur yang  sekilas sangat rasional karena bersifat instan dan efesien. 
            Dalam perkembangannya sistem waralaba yang dikembangkan oleh Mcdonaldisasi diadopsi oleh berbagai macam elemen kehidupan. Mudahnya perkembangan sistem waralaba dikarenakan sistem tersebut bersifat instan dan menjanjikan kemudahan-kemudahan dalam mencapai tujuan kehidupan manusia, dalam realitasnya manusia yang telah mengalami perkembangan pola pikir yang meniscayakan akan memilih hal-hal yang efesien dan instan dan akan meninggalkan hal-hal yang non-rasional dan lambat.
                        Dalam cakrawala kehidupan manusia dari masa tradisional menuju kepada masa modern lembaga-lembaga dalam bentuk birokrasi semakin kompleks dikarenakan kebutuhan manusia yang kompleks pula. Dan setiap birokrasi dihadapkan pada dua pilihan pola struktur ada pola struktur yang rumit dan pola struktur yang efesien dan tentunya secara rasionalitas manusia akan memilih pola struktur yang lebih efesien. Begitu pula dengan kehadiran mcdonaldisasi sebagai sebuah birokrasi yang memakai sistem waralaba mampu menjadi teladan bagi birokrasi-birokrasi lain. Cuma yang jadi permasalahan adalah dengan hadirnya sistem birokrasi yang instan telah mengantar manusia kepada dekadensi nilai. Dengan keadaan tersebut manusia telah dihadapkan pada persoalan hidup yang lebih rumit dan kompleks dan pada akhirnya birokrasi yang memakai sistem waralaba yang meniscayakan rasionalisasi kehidupan akan berujung pada inrasionalisasi. Sekilas kita merujuk pada realitas kehidupan bahwa seluruh birokrasi yang ada telah mengadopsi sistem mcdonaldisasi yang telah menghegemoni paradigma kita sebagai sebagai sebuah identitas kebangsaan, dan dengan keadaan demikian maka secara tidak langsung mereka telah mencibtakan ketergantungan kita kepada mereka yang mempunyai kepentingan tidak terbatas yang lambat laun akan membunuh kita secara perlahan. kalau kita perhatikan secara seksama hegemoni tersebut telah menggerogoti bukan hanya pada pribadi-pribadi individu tapi pada konteks yang lebih besar.misalnya: pada ruang lingkup keluarga,suku,dan bangsa.
                        Sedikit kita melihat sejarah perkembangan masyarakat eropa yang terjadi sepanjang abad 19 dengan masuknya masa industri dan menggeser tradisionalisasi kehidupan  telah membawa perubahan yang dahsyat, yang tentunya juga membawa berbagai macam permasalahan sosial yang pada intinya telah tercipta penindas-penindas berdasi yang berdomisili pada struktur birokrasi. Selain itu konteks keagamaan juga terjadi pertententangan yang pada akhirnya melahirkan tuhan-tuhan baru yang dijadikan sebagain pijakan hidup dalam menjalani kehidupan sehari-hari. Begitu pula yang telah terjadi di negara yang kita cintai ini..........................bersambung
*Penulis adalah ketua umum HMI kom. Ushuluddin dan Filsafat (formatur) periode 1432-1433 H/ 2010-2011 M.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar