0leh: M. Fadli
Suara gemuruh di sebuah pemakaman umum membuat hasan terbangun dari tidurnya,oya perkenalkan hasan adalah seorang tua renta yang berprofesi sebagai penjaga makam yang berpenghasilan Rp 200,000 perbulannya yang didapatkan dari asosiasi pekuburan indonesia. Sudah lebih dari 10 tahun hasan berprofesi sebagai penjaga makam dan selama itu pula hasan sering dibangunkan dengan suara gemuruh yang betul-betul mengganggu tidur si hasan.
Setelah beranjak dari tempat tidur kemudian hasan meneguk secangkir kopi yang sedari tadi sudah menjadi dingin karena hembusan angin malam. Singkong rebus menjadi teman sejatinya ketika dia merasakan gemuruh kampung tengah alias cacing didalam perutnya meminta makan. Tidak lama hasan menikmati secangkir kopi dan singkong rebus, suara gemuruh semakin memekakkan telinga dan mengganggu kebersamaaan hasan dan teman sejatinya.
Hasan kemudian menggerutu, ini pasti ulah mayat yang baru dikuburkan seminggu yang lalu. Memang kalau mayat yang baru itu selalu bikin masalah ya biasa dia harus beradabtasi dengan lingkungan sekitar
Seperti biasa kemudian hasan dengan bertemankan sarung yang sudah kumal dan kopiah tua yang selalu melekat diatas kepala kecuali saat tidur,celana trening panjang yang telah dibelinya setahun yang lalu sebagai antisipasi terhadap angin malam. Tidak lupa sebuah senter tua”pokoknya serba tua” yang menjadi lampu penerang jalan hasan ketika dia beronda tuk menjaga keamanan para penghuni kubur yang selalu terlelap kecuali malam hari.
Seperti biasa”kegiatan rutin” hasan beronda mengelilingi pekuburan tuk memastikan keamanan para ahli kubur.sambil mencibir hasan berkata kaya’nya lebih aman meronda di pemakaman dari pada merondai mereka yang hidup yang lebih jahil dari penghuni pemekaman ini. setelah berjalan cukup jauh,tepat didepan pekuburan yang baru hasan dikagetkan dengan sesosok tubuh yang duduk termenung tepat diatas kubur. Dengan hati2 hasan mendekati sesosok tubuh tersebut dan bertanya? Hai siapa kau”tanya si hasan? Aku penghuni kubur ini jawab si sosok tersebut.hasan kembali bertanya”kenapa kau keluar dari kuburmu tanya hasan. Enggak betah dalam kubur jawab si mayat” ko’ bisa tanya hasan? Karna malaikatnya enggak ada yang gaul sich, pakaiannya juga formal sekali,engga’ pakai celana botol,engga’ merokok terus mukanya juga sangar2 bukan muka2 gaul.
Sambil mengkerutkan keningnya hasan berpikir emangnya malaikat harus gaul,o...mungkin ini yang dibilang anak muda sekarang orang hedon. Kemudian hasanpun berkata kepada si mayit,hai asal kau tau malam kemarin saya bertemu dengan mayat yang kecewa juga dengan malaikat karna malaikat katanya tidak rasional tapi malaikatnya hedon. Saya bingung ini yang mana yang benar.
Apakah malaikat itu harus rasional atau malaikat itu harus hedon? Si mayit menjawab” ya malaikat itu harus hedon dong” kok bisa tanya hasan? Ya karna orang hedon itu menghargai sesama,saling menyayangi,setia kawan,tidak sibuk dengan urusan orang lain, kami orang hedon bebas tidak terikat oleh norma2,pokoknya asyik deh jadi orang hedon. nah seharusnya malaikat juga seperti itu enggak sangar seperti yang tadi.
Kemudian hasan mencetus. hai mayat bodoh, saya itu lebih percaya sama mayat yang kemarin yang lebih rasional. Dia lebih intelektual dari pada kau, maklum hasan waktu kecil dulu bercita-cita menjadi seorang pemikir yang diakui keintelektualannya. Kok bisa tanya si mayat?ia karna kata2nya itu lebih rasional dari kau, lha kok bisa apa buktinya kalau dia lebih rasional,tanya si mayat kepada hasan? Perlu kau tau hai mayit rambut sabut kelapa” sambil mencela sedikit” ya karna memang rambut si mayit itu mirip sabut kelapa. Lanjut hasan ‘kenapa malaikat yang kau temani dalam kuburmu itu sangar2 karna kau itu hedon, hidupmu itu penuh dengan kesia-siaan,pergaulan bebas yang dekat dengan lumpur dosa. Hah siapa bilang kami berlumuran dosa, sanggah si mayit ‘ sambil mencibir mayit berkata dalam hati “enak aja rambutku dibilang rambut sabut kelapa “ kan ini namanya rambut gaul ‘Dasar orang tua rentah enggak tau yang namanya gaul. Dengan sedikit geram mayit melanjutkan kata2-nya “hai orang tua kami itu orang2 yang baik, kami punya solidaritas yang tinggi tidak seperti mereka yang intelektual banyak mencela,selalu sibuk dengan urusan orang lain,terus orang-orang yang melakukan korupsi kan juga orang –orang yang punya intelektual bahkan karena mereka juga yang membentuk kami menjadi hedon,pokoknya mereka itu yang menjadi biang masalah karena merekalah yang membentuk realitas sosial ini,mereka yang menentukan realitas ini dibawa kemana,jadi merekalah sebenarnya yang berbuat kerusakan.
Nah, sekarang pertanyaanku hai orang tua mana yang lebih berdosa kami yang hedon karna mereka yang membuat kami jadi begini atau mereka para intelektual yang membuat kami menjadi begini. Hasan semakin bingung, kok kaya’nya lebih rasional mayit hedon ini dari pada mayit intelektual yang kemarin. Tidak lama kemudian hasanpun mencetus kembali.iya, betul juga yang kau bilang tapi yang jadi permasalahan si mayit yang intelektual itu juga bilang kalau orang2 hedon itu menjadi hedon karena kebodohannya sehingga mereka itu mudah untuk dibodoh-bodohi.terus dia juga bilang seandainya dia tidak bodoh mana mungkin mereka mau mengikut seperti yang kami katakan, dan dia juga bilang bahwa orang yang bodoh itu adalah orang yang tidak berilmu dan orang yang tidak berilmu itu artinya bodoh dan kebodohan itu adalah dosa yang besar.
Kemudian si mayit pun mencetus, iya saya tau kalau ketidaktahuan itu adalah dosa. Tapi yang membuat kami menjadi tidak tahu itu adalah mereka para intelektual yang mengedepankan hawanafsu-nya atau kepentingannya demi perut-perut mereka yang besar-besar karna memakan uang haram.
Jadi kami ini adalah akibat dari mereka dan mereka sebagai sebab. Nah karna mereka adalah sebab maka merekalah yang paling berhak tuk menanggung keadaan kami,menanggung dosa-dosa kami yang hedon. Hasan semakin bingung, kok lebih rasional apa yang dikatakan oleh mayit hedon ini dari pada mayit kemarin yang intelektual, kalau begitu bukan hanya mayit yang hedon yang akan dihukum dalam kubur tapi mayit intelektualpun akan dihukum. Jadi kalau begitu saya harus menjadi mayit apa supaya lepas dari hukuman dalam kubur????
Suara gemuruh di sebuah pemakaman umum membuat hasan terbangun dari tidurnya,oya perkenalkan hasan adalah seorang tua renta yang berprofesi sebagai penjaga makam yang berpenghasilan Rp 200,000 perbulannya yang didapatkan dari asosiasi pekuburan indonesia. Sudah lebih dari 10 tahun hasan berprofesi sebagai penjaga makam dan selama itu pula hasan sering dibangunkan dengan suara gemuruh yang betul-betul mengganggu tidur si hasan.
Setelah beranjak dari tempat tidur kemudian hasan meneguk secangkir kopi yang sedari tadi sudah menjadi dingin karena hembusan angin malam. Singkong rebus menjadi teman sejatinya ketika dia merasakan gemuruh kampung tengah alias cacing didalam perutnya meminta makan. Tidak lama hasan menikmati secangkir kopi dan singkong rebus, suara gemuruh semakin memekakkan telinga dan mengganggu kebersamaaan hasan dan teman sejatinya.
Hasan kemudian menggerutu, ini pasti ulah mayat yang baru dikuburkan seminggu yang lalu. Memang kalau mayat yang baru itu selalu bikin masalah ya biasa dia harus beradabtasi dengan lingkungan sekitar
Seperti biasa kemudian hasan dengan bertemankan sarung yang sudah kumal dan kopiah tua yang selalu melekat diatas kepala kecuali saat tidur,celana trening panjang yang telah dibelinya setahun yang lalu sebagai antisipasi terhadap angin malam. Tidak lupa sebuah senter tua”pokoknya serba tua” yang menjadi lampu penerang jalan hasan ketika dia beronda tuk menjaga keamanan para penghuni kubur yang selalu terlelap kecuali malam hari.
Seperti biasa”kegiatan rutin” hasan beronda mengelilingi pekuburan tuk memastikan keamanan para ahli kubur.sambil mencibir hasan berkata kaya’nya lebih aman meronda di pemakaman dari pada merondai mereka yang hidup yang lebih jahil dari penghuni pemekaman ini. setelah berjalan cukup jauh,tepat didepan pekuburan yang baru hasan dikagetkan dengan sesosok tubuh yang duduk termenung tepat diatas kubur. Dengan hati2 hasan mendekati sesosok tubuh tersebut dan bertanya? Hai siapa kau”tanya si hasan? Aku penghuni kubur ini jawab si sosok tersebut.hasan kembali bertanya”kenapa kau keluar dari kuburmu tanya hasan. Enggak betah dalam kubur jawab si mayat” ko’ bisa tanya hasan? Karna malaikatnya enggak ada yang gaul sich, pakaiannya juga formal sekali,engga’ pakai celana botol,engga’ merokok terus mukanya juga sangar2 bukan muka2 gaul.
Sambil mengkerutkan keningnya hasan berpikir emangnya malaikat harus gaul,o...mungkin ini yang dibilang anak muda sekarang orang hedon. Kemudian hasanpun berkata kepada si mayit,hai asal kau tau malam kemarin saya bertemu dengan mayat yang kecewa juga dengan malaikat karna malaikat katanya tidak rasional tapi malaikatnya hedon. Saya bingung ini yang mana yang benar.
Apakah malaikat itu harus rasional atau malaikat itu harus hedon? Si mayit menjawab” ya malaikat itu harus hedon dong” kok bisa tanya hasan? Ya karna orang hedon itu menghargai sesama,saling menyayangi,setia kawan,tidak sibuk dengan urusan orang lain, kami orang hedon bebas tidak terikat oleh norma2,pokoknya asyik deh jadi orang hedon. nah seharusnya malaikat juga seperti itu enggak sangar seperti yang tadi.
Kemudian hasan mencetus. hai mayat bodoh, saya itu lebih percaya sama mayat yang kemarin yang lebih rasional. Dia lebih intelektual dari pada kau, maklum hasan waktu kecil dulu bercita-cita menjadi seorang pemikir yang diakui keintelektualannya. Kok bisa tanya si mayat?ia karna kata2nya itu lebih rasional dari kau, lha kok bisa apa buktinya kalau dia lebih rasional,tanya si mayat kepada hasan? Perlu kau tau hai mayit rambut sabut kelapa” sambil mencela sedikit” ya karna memang rambut si mayit itu mirip sabut kelapa. Lanjut hasan ‘kenapa malaikat yang kau temani dalam kuburmu itu sangar2 karna kau itu hedon, hidupmu itu penuh dengan kesia-siaan,pergaulan bebas yang dekat dengan lumpur dosa. Hah siapa bilang kami berlumuran dosa, sanggah si mayit ‘ sambil mencibir mayit berkata dalam hati “enak aja rambutku dibilang rambut sabut kelapa “ kan ini namanya rambut gaul ‘Dasar orang tua rentah enggak tau yang namanya gaul. Dengan sedikit geram mayit melanjutkan kata2-nya “hai orang tua kami itu orang2 yang baik, kami punya solidaritas yang tinggi tidak seperti mereka yang intelektual banyak mencela,selalu sibuk dengan urusan orang lain,terus orang-orang yang melakukan korupsi kan juga orang –orang yang punya intelektual bahkan karena mereka juga yang membentuk kami menjadi hedon,pokoknya mereka itu yang menjadi biang masalah karena merekalah yang membentuk realitas sosial ini,mereka yang menentukan realitas ini dibawa kemana,jadi merekalah sebenarnya yang berbuat kerusakan.
Nah, sekarang pertanyaanku hai orang tua mana yang lebih berdosa kami yang hedon karna mereka yang membuat kami jadi begini atau mereka para intelektual yang membuat kami menjadi begini. Hasan semakin bingung, kok kaya’nya lebih rasional mayit hedon ini dari pada mayit intelektual yang kemarin. Tidak lama kemudian hasanpun mencetus kembali.iya, betul juga yang kau bilang tapi yang jadi permasalahan si mayit yang intelektual itu juga bilang kalau orang2 hedon itu menjadi hedon karena kebodohannya sehingga mereka itu mudah untuk dibodoh-bodohi.terus dia juga bilang seandainya dia tidak bodoh mana mungkin mereka mau mengikut seperti yang kami katakan, dan dia juga bilang bahwa orang yang bodoh itu adalah orang yang tidak berilmu dan orang yang tidak berilmu itu artinya bodoh dan kebodohan itu adalah dosa yang besar.
Kemudian si mayit pun mencetus, iya saya tau kalau ketidaktahuan itu adalah dosa. Tapi yang membuat kami menjadi tidak tahu itu adalah mereka para intelektual yang mengedepankan hawanafsu-nya atau kepentingannya demi perut-perut mereka yang besar-besar karna memakan uang haram.
Jadi kami ini adalah akibat dari mereka dan mereka sebagai sebab. Nah karna mereka adalah sebab maka merekalah yang paling berhak tuk menanggung keadaan kami,menanggung dosa-dosa kami yang hedon. Hasan semakin bingung, kok lebih rasional apa yang dikatakan oleh mayit hedon ini dari pada mayit kemarin yang intelektual, kalau begitu bukan hanya mayit yang hedon yang akan dihukum dalam kubur tapi mayit intelektualpun akan dihukum. Jadi kalau begitu saya harus menjadi mayit apa supaya lepas dari hukuman dalam kubur????
Tidak ada komentar:
Posting Komentar