Cari Blog Ini

Rabu, 12 Oktober 2011

Antara si “sesat” dan si “ustad”

By: Amiruddin/Solid
Di jaman wong ngedan sekarang ini, bukan cuman alat dan perlengkapan kehidupan yang ngedan tapi orang kafir juga ngedan-ngedan lho… mengapa saya katakan orang-orang kafir juga ngedan? Kata guru ngajiku dulu, orang sesat itu adalah orang yang ngakunya punya agama, namun ia mentuhankan dirinya sendiri, seperti kisah Syekhsiti Jenar pada sejarah para wali yang menyebarkan agama Islam beberapa abad silam. Karena dia uda di jalan yang salah maka perilakunya sangat jauh bahkan sama sekali tidak mencerminkan nilai-nilai keselamatan. Berbeda sama orang yang dikatakan selamat atau ustad, perbuatannya itu begitu aduhai, bibirnya sering dibasahi kalimat zikir, tutur katanya menyejukkan, tempat kunjungan wisatanya yakni Masjid bukan Losari, dan yang jelasnya dia tu ahli ibadah gitu.
Tapi kalau dipikir-pikir, mungkin benar kata ustadku, tapi itu dulu. Sekarang saya rasa uda nggak seperti yang sang guruku bilang, soalnya si sesat sekarang pada ketawa karena melihat “ustad” (pengajar agama) bingung hadapi pikiran-pikiran mereka. Ya… karena uda nggak seperti yang guru ngajiku bilang, maka dari itu akan kita buktikan makna si sesat dan si ustad.Oh ya, kenalin; namaku Umar bin Sadekah. Profesiku tukang sapuh tempat belajar salah satu organisasi mahasiswa di Makassar, tapi jangan khawatir lho, biar pekerjaanku sebagai tukang sapuh atau bahasa krennya klining servis, namun kekuatan akalku jauh lebih baik bila dibandingkan dengan teman seprofesiku, soalnya merekakan kerja di mol atau rumah sakit yang mungkin mereka dengar dan lihat adalah model pakaian terbaru atau juga tangisan kehilangan keluarga terhadap kepergian si mayit. Sedangkan saya bergaul bersama kaum intelektual lho, jadi nggak heran kalau saya sedikit cerdas karena sering kali mendengar dan melihat mereka berdiskusi.
Ada juga yang lain ni, biasanya selesai membersihkan dedauan-dedauan putih yang berisi coretan hitam maupun biru, saya biasa ngopi bareng lho ama kaum intelektual itu. emang sih sedikit bingung dengan pola pikir mereka yang cenderung membicarakan Tuhan, Nabi, bahkan akhirat sekalipun. Padahal dulu masa kecilku, ku nggak pernah dengar guru ngajiku menyampaikan hal-hal yang berkaitan dengan tempat tinggal Tuhan, apakah benar Nabi Saw. Suci apa nggak suci, dan apakah akhirat itu benar ada atau cuma dongeng belaka? Pokoknya kubingung banget sama pola pikir anak-anak itu, tapi kusenang soalnya mereka nggak pernah berhantam meskipun yang satu merasa bingung yang lain datang nambahin kebingungannya. Beda ama MUI hanya memperdebatkan persoalan haram dan tidaknya merokok sampai-sampainya berhantam. Saya nggak habis mikir, kalau mereka juga berdebat seperti apa yang didebatkan para mahasiswa di tempat ngopiku itu, kemungkinan besar mereka nggak mau jadi anggota MUI lagi.
Oya tempat ngopiku tepatnya di depan hotel berbintang banyak, tapi enggak usah saya sebutkan namanya ya karena nanti banyak yang cemburu sama aku. Jam ngopiku mulai jam 2 pagi sampai 5 pagi, siapa tau ada yang mau berlangganan juga bisa, ni nomorku 44432 murah ko’ sekali tarik, diskon lagi. He,he.
Ada yang saya lupa, kalau saya masih perjaka lho...umurku masih muda, btw kalo soal tampang ya cukup lumayan bisa diajak pergi keondangan dan satu lagi saya orangnya baik. Kalau bicara pengalaman, saya punya banyak pengalaman “saya pernah menjadi ketua umum ikatan dan kerukunan tukang sapuh se-jagad raya” dan kalau ditanya mengenai pengalaman yang paling berkesan; pengalaman yang paling berkesanku ketika kudikatakan kafir oleh seorang ustad yang rumahnya nggak jauh dari rumahku. Mungkin keseringan duduk ama mahasiswa2 itu sehingga sampai di kampung pola pikirku juga ikutan2 seperti mereka. Awalnya, saya gi ngelamun ketika saya masih bekerja di tempat para mahasiswa itu, kemudian datang seorang ustad bertanya kepadaku; apa kamu uda shalat apa belum? Saking tinggi daya ngelamunku, akhirnya jawaban mahasiswa2 itulah yang kupakai untuk menjawab; ku nggak mau shalat karena dalam shalatku aku pun celaka dan bukankah ketidakshalatanku adalah takdir Allah? “Astagfirullah, kamu telah sesat anak muda dan jangan engkau sebarkan virus kesesatanmu itu kepada orang lain.” jawab ustad itu. itulah pengelaman terindahku, pokok seru banget tuk dimaknai…
Aku kira sudah cukup untuk perkenalannya ya, bagaimana unikkan sejarah hidupku yang hampir sama dengan sejarah orang yang nggak pernah shalat, atau seperti sejarah para pengguna akal yang dikatakan kafir oleh ulama besar islam yakni Ibnu Taimiyyah, “barangsiapa yang menggunakan logika dalam agama, sungguh ia telah kafir.” Karena bagiku antara sesat dengan kafir hampir sama atau orang Makassar bilang, sebelas dua belas ji.. Bedanya aku hidup di abad sekarang sedangkan mereka di abad yang cuma bisa kita kenang sekarang.
Oya, saya mau kasi bocoran sama teman2 yang sangat rahasia bagi penggemar kajian yang pernah belajar logika dan filsafat yang tentunya untuk kalian yang bergelar mahasiswa. Ini sebenarnya sudah menjadi rahasia umum “rahasia umum yang terhormat” tapi jangan disebarkan nah karena nanti akan menjadi rahasia umum yang tidak terhormat. Sabar dulu ya, saya berpikir dulu sebentar karena saya ingat-ingat dulu pengalaman yang terdahulu waktu saya dikatakan sesat oleh ustad, nggak usa kusebutkan namanya soalnya beliau sudah tenang di alam sana.
Pertama yang ingin saya ceritakan, dulu waktu dikatakan sesat orang2 kampung pada menjauh dariku termasuk orang tuaku, karena pikiranku yang sedikit nakal dan sering membingungkan mereka, itu sih menurut mereka. Tapi sekarang uda beda men, saya uda sedikit “shalat”, berpuasa Ramadhan, mengeluarkan zakat, dan bahkan mengimani Tuhan dan Nabi yang sama seperti yang diimani mereka, namun tetap aja mereka katakan saya sesat! Saya jadi bingung dengan “pendakwah agama” sekarang ini, mereka berbicara bahwa “Islam” adalah agama yang membawa rahmatan lil alamin bagi segenap isi alam ini! Namun, saya merasa nggak gitu the, atau mungkin berlaku pada mereka yang sama pahamannya, karena saya rasa uda cukup kemarin saya dikatakan sesat, kenapa hari ini yang nota benenya saya uda sedikit melaksanakan kewajiban Ilahi kok tetap aja dikatain sesat hanya karena berbeda pahaman dalam memahami Islam.

Di jaman wong ngedan sekarang ini, bukan cuman alat dan perlengkapan kehidupan yang ngedan tapi orang kafir juga ngedan-ngedan lho… mengapa saya katakan orang-orang kafir juga ngedan? Kata guru ngajiku dulu, orang sesat itu adalah orang yang ngakunya punya agama, namun ia mentuhankan dirinya sendiri, seperti kisah Syekhsiti Jenar pada sejarah para wali yang menyebarkan agama Islam beberapa abad silam. Karena dia uda di jalan yang salah maka perilakunya sangat jauh bahkan sama sekali tidak mencerminkan nilai-nilai keselamatan. Berbeda sama orang yang dikatakan selamat atau ustad, perbuatannya itu begitu aduhai, bibirnya sering dibasahi kalimat zikir, tutur katanya menyejukkan, tempat kunjungan wisatanya yakni Masjid bukan Losari, dan yang jelasnya dia tu ahli ibadah gitu.
Tapi kalau dipikir-pikir, mungkin benar kata ustadku, tapi itu dulu. Sekarang saya rasa uda nggak seperti yang sang guruku bilang, soalnya si sesat sekarang pada ketawa karena melihat “ustad” (pengajar agama) bingung hadapi pikiran-pikiran mereka. Ya… karena uda nggak seperti yang guru ngajiku bilang, maka dari itu akan kita buktikan makna si sesat dan si ustad.Oh ya, kenalin; namaku Umar bin Sadekah. Profesiku tukang sapuh tempat belajar salah satu organisasi mahasiswa di Makassar, tapi jangan khawatir lho, biar pekerjaanku sebagai tukang sapuh atau bahasa krennya klining servis, namun kekuatan akalku jauh lebih baik bila dibandingkan dengan teman seprofesiku, soalnya merekakan kerja di mol atau rumah sakit yang mungkin mereka dengar dan lihat adalah model pakaian terbaru atau juga tangisan kehilangan keluarga terhadap kepergian si mayit. Sedangkan saya bergaul bersama kaum intelektual lho, jadi nggak heran kalau saya sedikit cerdas karena sering kali mendengar dan melihat mereka berdiskusi.
Ada juga yang lain ni, biasanya selesai membersihkan dedauan-dedauan putih yang berisi coretan hitam maupun biru, saya biasa ngopi bareng lho ama kaum intelektual itu. emang sih sedikit bingung dengan pola pikir mereka yang cenderung membicarakan Tuhan, Nabi, bahkan akhirat sekalipun. Padahal dulu masa kecilku, ku nggak pernah dengar guru ngajiku menyampaikan hal-hal yang berkaitan dengan tempat tinggal Tuhan, apakah benar Nabi Saw. Suci apa nggak suci, dan apakah akhirat itu benar ada atau cuma dongeng belaka? Pokoknya kubingung banget sama pola pikir anak-anak itu, tapi kusenang soalnya mereka nggak pernah berhantam meskipun yang satu merasa bingung yang lain datang nambahin kebingungannya. Beda ama MUI hanya memperdebatkan persoalan haram dan tidaknya merokok sampai-sampainya berhantam. Saya nggak habis mikir, kalau mereka juga berdebat seperti apa yang didebatkan para mahasiswa di tempat ngopiku itu, kemungkinan besar mereka nggak mau jadi anggota MUI lagi.
Oya tempat ngopiku tepatnya di depan hotel berbintang banyak, tapi enggak usah saya sebutkan namanya ya karena nanti banyak yang cemburu sama aku. Jam ngopiku mulai jam 2 pagi sampai 5 pagi, siapa tau ada yang mau berlangganan juga bisa, ni nomorku 44432 murah ko’ sekali tarik, diskon lagi. He,he.
Ada yang saya lupa, kalau saya masih perjaka lho...umurku masih muda, btw kalo soal tampang ya cukup lumayan bisa diajak pergi keondangan dan satu lagi saya orangnya baik. Kalau bicara pengalaman, saya punya banyak pengalaman “saya pernah menjadi ketua umum ikatan dan kerukunan tukang sapuh se-jagad raya” dan kalau ditanya mengenai pengalaman yang paling berkesan; pengalaman yang paling berkesanku ketika kudikatakan kafir oleh seorang ustad yang rumahnya nggak jauh dari rumahku. Mungkin keseringan duduk ama mahasiswa2 itu sehingga sampai di kampung pola pikirku juga ikutan2 seperti mereka. Awalnya, saya gi ngelamun ketika saya masih bekerja di tempat para mahasiswa itu, kemudian datang seorang ustad bertanya kepadaku; apa kamu uda shalat apa belum? Saking tinggi daya ngelamunku, akhirnya jawaban mahasiswa2 itulah yang kupakai untuk menjawab; ku nggak mau shalat karena dalam shalatku aku pun celaka dan bukankah ketidakshalatanku adalah takdir Allah? “Astagfirullah, kamu telah sesat anak muda dan jangan engkau sebarkan virus kesesatanmu itu kepada orang lain.” jawab ustad itu. itulah pengelaman terindahku, pokok seru banget tuk dimaknai…
Aku kira sudah cukup untuk perkenalannya ya, bagaimana unikkan sejarah hidupku yang hampir sama dengan sejarah orang yang nggak pernah shalat, atau seperti sejarah para pengguna akal yang dikatakan kafir oleh ulama besar islam yakni Ibnu Taimiyyah, “barangsiapa yang menggunakan logika dalam agama, sungguh ia telah kafir.” Karena bagiku antara sesat dengan kafir hampir sama atau orang Makassar bilang, sebelas dua belas ji.. Bedanya aku hidup di abad sekarang sedangkan mereka di abad yang cuma bisa kita kenang sekarang.
Oya, saya mau kasi bocoran sama teman2 yang sangat rahasia bagi penggemar kajian yang pernah belajar logika dan filsafat yang tentunya untuk kalian yang bergelar mahasiswa. Ini sebenarnya sudah menjadi rahasia umum “rahasia umum yang terhormat” tapi jangan disebarkan nah karena nanti akan menjadi rahasia umum yang tidak terhormat. Sabar dulu ya, saya berpikir dulu sebentar karena saya ingat-ingat dulu pengalaman yang terdahulu waktu saya dikatakan sesat oleh ustad, nggak usa kusebutkan namanya soalnya beliau sudah tenang di alam sana.
Pertama yang ingin saya ceritakan, dulu waktu dikatakan sesat orang2 kampung pada menjauh dariku termasuk orang tuaku, karena pikiranku yang sedikit nakal dan sering membingungkan mereka, itu sih menurut mereka. Tapi sekarang uda beda men, saya uda sedikit “shalat”, berpuasa Ramadhan, mengeluarkan zakat, dan bahkan mengimani Tuhan dan Nabi yang sama seperti yang diimani mereka, namun tetap aja mereka katakan saya sesat! Saya jadi bingung dengan “pendakwah agama” sekarang ini, mereka berbicara bahwa “Islam” adalah agama yang membawa rahmatan lil alamin bagi segenap isi alam ini! Namun, saya merasa nggak gitu the, atau mungkin berlaku pada mereka yang sama pahamannya, karena saya rasa uda cukup kemarin saya dikatakan sesat, kenapa hari ini yang nota benenya saya uda sedikit melaksanakan kewajiban Ilahi kok tetap aja dikatain sesat hanya karena berbeda pahaman dalam memahami Islam.
Bukankah mereka juga yang mengatakan bahwa perbedaan yang terjadi merupakan bagian dari rahmat Ilahi? Tapi kenapa dan kenapa… pengklaiman sesat itu terasa begitu bersahabat denganku. Apa mungkin saya mesti mengimani tuhan dan nabi yang lain dari mereka, apa mungkin saya mesti membohongi pahamanku? Itulah pertanyaan rasa putus asaku berada dalam naungan “orang-orang pintar Islam” hari ini, namun hal yang membuatku sabar adalah ketika kumeminta mereka untuk mampu menjamin keselamatan atas diriku jika pahaman merekalah yang kuturuti! Subhannalah, indahnya mereka berbohong. Apa kata mereka; persoalan keselamatan itu adalah urusan Allah dan kita cuma bisa berusaha berdasarkan petunjuk al-Qur’an dan sunnah Nabi Saw. Jika begitu adanya, kenapa kalian mengatakan aku sesat? Bukankah pahaman kalian juga masih fifti2 bagi kalian? Siapakah dan atas dasar apa yang menjamin bahwa perbuatan ibadah kalian hari ini sesuai dengan anjuran al-Qur’an melalui Rasulullah Saw? Jika “sahabat” (khulafah khurain sidin) yang menjadi jaminannya, bukankah mereka juga memiliki penafsiran dan pahamannya sendiri2, dan jika “ahli hadis” yang kalian jadikan sandaran keselamatan kalian, bukankah sebagian “ahli hadis” menolak pengklaiman kebenaran hadis tersebut? Jika ulama hari ini yang kalian percaya, bukankah mereka saling bertentangan dalam perkara agama sampai2 persoalan umat yang paling penting seperti kemiskinan tidak diperhatikan? Sekiranya kalian mampu menjamin keselamatanku, tanpa daya dan kekuatan kupasrahkan nasib imanku di atas kecerdasan dan hujah2 kalian.
Jadi harus dibedakan ya… antara si “sesat” dan si “ustad” di model etika Islam hari ini. Ada si “sesat” berperilaku ustad dan ada si “ustad” berperilaku layaknya orang sesat. Karena sekarang si “sesat” dan si “ustad” dibagi dalam dua tipe, ada yang dikatakan “sesat” tapi berperilaku layaknya seorang “ustad” dan ada yang berpenampilan “ustad” tapi perilakunya layaknya “seorang yang tak mengerti agama”.Tentunya si “sesat” yang berperilaku ustad berasal dari rakyat biasa atau orang awam yang tak tega mengklaim orang lain dengan penilaian sesat atau kafir sekalipun, mereka begitu baik dalam menghargai perbedaan dan si “ustad” berperilaku layaknya orang yang tak mengerti agama yakni kaum “alim”, “ahli ibadah” yang sering membicarakan masalah agama serta sering kali pula mengklaim umatnya atau orang lain dengan perkataan sesat maupun kafir, haram maupun halal, dan bid’ah atau bukan bid’ah.
Btw kalau teman-teman kepengen jadi orang sesat maka jadilah orang “sesat” yang berperilaku “ustad” karena makin banyak lho pahala yang didapat, soalnya membicarakan orang lain nyatanya itu nggak benar maka dosanya nambah dan jika benar itukan menambah kebaikan orang yang dibicarakan. Enak dong bicara maupun tidak bicara keselamatan masih menjadi misteri, tapi ketika bicara ia cuma berharap jadi pecinta orang2 yang Ilahi juga mencintai mereka, dan ketika mendengar pengklaiman mereka cuma bertanya; apakah kamu yakin dan mampu menjamin keselamatan atas kesesatan kami dengan keselamatan pahamanmu, itulah prinsip orang sesat yang berperilaku ustad.
Beda dengan si “ustad” yang berperilaku layaknya orang sesat, nggak dapat jaminan apa2 dari nash al-Qur’an maupun hadis Nabi Saw. karena banyak ayat yang melarang untuk tidak saling mengklaim, saling menyakiti, dan bahkan melarang membicarakan keburukan orang lain dengan tujuan untuk mengolok-ngoloknya. Saya rasa ketika kita mengatakan Nabi Saw. adalah manusia paling baik sejagad ini maka mustahil ada sang kajeng Nabi Saw. mengajari kita untuk mengklaim orang lain tanpa dasar keilmiahan atau kebenaran yang bisa kita tunjukkan. Dan yang cukup penting kalau tidak bisa jadi si sesat yang berperilaku ustad, alangkah baiknya engga’ usah jadi apa2 deh.....karna saya berani jamin kalau tidak ada jaminan kesejahteraan dan hukumannya berat2,,,,, perhatian cuma Allah yang bisa mengatakan ini sesat dan tidak sesat, ini yang selamat dan ini tidak, ini haram dan tidak haram, karena sampai hari ini kita belum pernah merasakan nikmatnya keselamatan (surga). Jika memang ingin mengatakan hal tersebut maka carilah dalil dan proses rasionalitanya bukan atas dasar taklid belaka, dan jika teman2 kepengen jadi tuhan2 berikutnya silahkan memperbanyak pengkaliman atas saudara2mu dengan perkataan, “you sesat dan saya selamat.”
Bagaimana asyik-kan jadi si “sesat” berprilaku “ustad”, karna memang dulu waktu saya dijatuhkan pengklaiman orang sesat, saya pernah mengadakan rapat yang dihadiri oleh para penerima hadiah sesat se-jagad raya yang membahas mengenai “kesejahteraan dan kelanggenan dakwah para ustad di masa-masa mendatang” dan rapat itu juga dihadiri oleh orang2 penting loh.. Dan saya sebagai mantan anggota bersyukur karna cita-cita tersebut telah terwujud walaupun sebenarnya diskriminasi terhadap orang yang benar-benar sesat. Mau lihat diskriminasinya dimana ni.....perhatikan dengan baik, kalau si sesat berperilaku ustad jika berbicara didengar oleh orang lain yang tentunya serupa dengan para ustad benaran yang berbicara, mungkin perbedaan model pakaian pendengar. Kalau ustad benaran yang berbicara maka model pakaian islamik (berjubah, baju koko, kopia hitam dan putih) menjadi piwai pertemuan itu, jika si sesat yang berperilaku ustad yang berbicara maka model pakaian macam-macam, ada yang robek2 celananya, baju kaos oblong seharga lima belas ribu rupiah, tanpa hiasan kepala bahkan kondrong2 rambutnya. Tapi yang paling lucu, sebenarnya mereka yang menghakimi para pelanggan pengklaiman sesat “yang selalu berteriak you sesat, kami selamat” mereka juga adalah calon-calon orang sesat benaran”...............dasar si sesat tidak pernah mau mengaku dan menghargai kinerja ustad, malah dengan nada sedikit geram ia meminta “tolong bedakan ko dong…antara si ustad dengan si sesat” sebagaimana adanya.

Read More....

PERSEMBAHAN RINDU

Ya....Rasulullah....!!
Ya....Maulana.......!!

Zaman yang penuh dengan ketidak pastian
Melukiskan kegagalan dalam telaga kerinduan
Yang memberi inspirasi
Yang terindah bagi keindahan
Yang menisfestasi titik dalam keberadaan
Bersenayam dalam permadani-permadani cahaya jiwa
Dalam penyaksian
Mengurai imajinasi

Ya....Rasulullah....!!
Ya....Maulana.......!!

Zaman yang penuh dengan ketidak pastian
Melukiskan kegagalan dalam telaga kerinduan
Yang memberi inspirasi
Yang terindah bagi keindahan
Yang menisfestasi titik dalam keberadaan
Bersenayam dalam permadani-permadani cahaya jiwa
Dalam penyaksian
Mengurai imajinasi
Menguntai kata, mencoba mencium
Semerbak aroma mawar sebelum mawar
Itu tersusun dari “M-A-W-A-R”
Patahan-patahan hati dan kebenaran rasio
Dalam persandingan langit, mempersepsi ketiadaan
Hingga semesta menjadi pacundang dalam satu pengetahuan
Sungguh...!!!
Untuk tidak membatasi makna kesuciaanmu dalam kesadaran ketidakberdayaan
Ya... Nabi.... penggenggam kesucian, pemilik kemuliaan
Untuk segalanya....
Meliputi kasih dan cinta
Setiap yang datang dan mampu dilukiskan
Ku akan mengakhiri
Bentuk penghinaan ini, sebelum
Terpahami tanpa makna dan pahaman
Warna dan warni
Sebagai simbol keterpurukan kemanusiaan
Maafkan sang debu ini
Begitu lancang untuk berceloteh
Tentang tahta dan kerajaan-Mu
Rindu, Rindu, Rindu 1003x
Itupun belum cukup kata Rindu untuk
Mewakili tarian-tarian kerinduan.

Read More....

Senin, 10 Oktober 2011

Mayat intelektual vs mayat hedonis

0leh: M. Fadli
Suara gemuruh di sebuah pemakaman umum membuat hasan terbangun dari tidurnya,oya perkenalkan hasan adalah seorang tua renta yang berprofesi sebagai penjaga makam yang berpenghasilan Rp 200,000 perbulannya yang didapatkan dari asosiasi pekuburan indonesia. Sudah lebih dari 10 tahun hasan berprofesi sebagai penjaga makam dan selama itu pula hasan sering dibangunkan dengan suara gemuruh yang betul-betul mengganggu tidur si hasan.
Setelah beranjak dari tempat tidur kemudian hasan meneguk secangkir kopi yang sedari tadi sudah menjadi dingin karena hembusan angin malam. Singkong rebus menjadi teman sejatinya ketika dia merasakan gemuruh kampung tengah alias cacing didalam perutnya meminta makan. Tidak lama hasan menikmati secangkir kopi dan singkong rebus, suara gemuruh semakin memekakkan telinga dan mengganggu kebersamaaan hasan dan teman sejatinya.
Hasan kemudian menggerutu, ini pasti ulah mayat yang baru dikuburkan seminggu yang lalu. Memang kalau mayat yang baru itu selalu bikin masalah ya biasa dia harus beradabtasi dengan lingkungan sekitar
Seperti biasa kemudian hasan dengan bertemankan sarung yang sudah kumal dan kopiah tua yang selalu melekat diatas kepala kecuali saat tidur,celana trening panjang yang telah dibelinya setahun yang lalu sebagai antisipasi terhadap angin malam. Tidak lupa sebuah senter tua”pokoknya serba tua” yang menjadi lampu penerang jalan hasan ketika dia beronda tuk menjaga keamanan para penghuni kubur yang selalu terlelap kecuali malam hari.
Seperti biasa”kegiatan rutin” hasan beronda mengelilingi pekuburan tuk memastikan keamanan para ahli kubur.sambil mencibir hasan berkata kaya’nya lebih aman meronda di pemakaman dari pada merondai mereka yang hidup yang lebih jahil dari penghuni pemekaman ini. setelah berjalan cukup jauh,tepat didepan pekuburan yang baru hasan dikagetkan dengan sesosok tubuh yang duduk termenung tepat diatas kubur. Dengan hati2 hasan mendekati sesosok tubuh tersebut dan bertanya? Hai siapa kau”tanya si hasan? Aku penghuni kubur ini jawab si sosok tersebut.hasan kembali bertanya”kenapa kau keluar dari kuburmu tanya hasan. Enggak betah dalam kubur jawab si mayat” ko’ bisa tanya hasan? Karna malaikatnya enggak ada yang gaul sich, pakaiannya juga formal sekali,engga’ pakai celana botol,engga’ merokok terus mukanya juga sangar2 bukan muka2 gaul.
Sambil mengkerutkan keningnya hasan berpikir emangnya malaikat harus gaul,o...mungkin ini yang dibilang anak muda sekarang orang hedon. Kemudian hasanpun berkata kepada si mayit,hai asal kau tau malam kemarin saya bertemu dengan mayat yang kecewa juga dengan malaikat karna malaikat katanya tidak rasional tapi malaikatnya hedon. Saya bingung ini yang mana yang benar.
Apakah malaikat itu harus rasional atau malaikat itu harus hedon? Si mayit menjawab” ya malaikat itu harus hedon dong” kok bisa tanya hasan? Ya karna orang hedon itu menghargai sesama,saling menyayangi,setia kawan,tidak sibuk dengan urusan orang lain, kami orang hedon bebas tidak terikat oleh norma2,pokoknya asyik deh jadi orang hedon. nah seharusnya malaikat juga seperti itu enggak sangar seperti yang tadi.
Kemudian hasan mencetus. hai mayat bodoh, saya itu lebih percaya sama mayat yang kemarin yang lebih rasional. Dia lebih intelektual dari pada kau, maklum hasan waktu kecil dulu bercita-cita menjadi seorang pemikir yang diakui keintelektualannya. Kok bisa tanya si mayat?ia karna kata2nya itu lebih rasional dari kau, lha kok bisa apa buktinya kalau dia lebih rasional,tanya si mayat kepada hasan? Perlu kau tau hai mayit rambut sabut kelapa” sambil mencela sedikit” ya karna memang rambut si mayit itu mirip sabut kelapa. Lanjut hasan ‘kenapa malaikat yang kau temani dalam kuburmu itu sangar2 karna kau itu hedon, hidupmu itu penuh dengan kesia-siaan,pergaulan bebas yang dekat dengan lumpur dosa. Hah siapa bilang kami berlumuran dosa, sanggah si mayit ‘ sambil mencibir mayit berkata dalam hati “enak aja rambutku dibilang rambut sabut kelapa “ kan ini namanya rambut gaul ‘Dasar orang tua rentah enggak tau yang namanya gaul. Dengan sedikit geram mayit melanjutkan kata2-nya “hai orang tua kami itu orang2 yang baik, kami punya solidaritas yang tinggi tidak seperti mereka yang intelektual banyak mencela,selalu sibuk dengan urusan orang lain,terus orang-orang yang melakukan korupsi kan juga orang –orang yang punya intelektual bahkan karena mereka juga yang membentuk kami menjadi hedon,pokoknya mereka itu yang menjadi biang masalah karena merekalah yang membentuk realitas sosial ini,mereka yang menentukan realitas ini dibawa kemana,jadi merekalah sebenarnya yang berbuat kerusakan.
Nah, sekarang pertanyaanku hai orang tua mana yang lebih berdosa kami yang hedon karna mereka yang membuat kami jadi begini atau mereka para intelektual yang membuat kami menjadi begini. Hasan semakin bingung, kok kaya’nya lebih rasional mayit hedon ini dari pada mayit intelektual yang kemarin. Tidak lama kemudian hasanpun mencetus kembali.iya, betul juga yang kau bilang tapi yang jadi permasalahan si mayit yang intelektual itu juga bilang kalau orang2 hedon itu menjadi hedon karena kebodohannya sehingga mereka itu mudah untuk dibodoh-bodohi.terus dia juga bilang seandainya dia tidak bodoh mana mungkin mereka mau mengikut seperti yang kami katakan, dan dia juga bilang bahwa orang yang bodoh itu adalah orang yang tidak berilmu dan orang yang tidak berilmu itu artinya bodoh dan kebodohan itu adalah dosa yang besar.
Kemudian si mayit pun mencetus, iya saya tau kalau ketidaktahuan itu adalah dosa. Tapi yang membuat kami menjadi tidak tahu itu adalah mereka para intelektual yang mengedepankan hawanafsu-nya atau kepentingannya demi perut-perut mereka yang besar-besar karna memakan uang haram.
Jadi kami ini adalah akibat dari mereka dan mereka sebagai sebab. Nah karna mereka adalah sebab maka merekalah yang paling berhak tuk menanggung keadaan kami,menanggung dosa-dosa kami yang hedon. Hasan semakin bingung, kok lebih rasional apa yang dikatakan oleh mayit hedon ini dari pada mayit kemarin yang intelektual, kalau begitu bukan hanya mayit yang hedon yang akan dihukum dalam kubur tapi mayit intelektualpun akan dihukum. Jadi kalau begitu saya harus menjadi mayit apa supaya lepas dari hukuman dalam kubur????

Read More....

Jumat, 22 Juli 2011

REFLEKSI SPIRITUAL IBNU ‘ARABI DALAM MENYINGKAP HAKIKAT LAFADZ ALLAH

PENDAHULUAN
Umumnya, ulama mengatakan, ‘’istimbath’’ibnu ‘arabi memang benar bersumber dari kitabullah. Tetapi ada pula yang lain yang mengatakan bahwa ibnu ‘arabi bukanlah bernama ‘’muhyiddin’’ yang bermakna penghidup agama, akan tetapi dia adalah ‘’mahiyuddin’’ yang berarti penghapus agama, dengan dalih, apa yang telah diproduksi dari pemikirannya tidak berasal dari dan mencerminkan diri islam, baik sebagai agama maupun akidah. Mereka menuduh ibnu arabi sebagai orang yang merancukan agama melalui pemikiran filsafatnya yang dikemas dengan label agama. Memang para peneliti pemikiran ibnu arabi sampai detik ini selalu berada pada posisi perbedaan dan perselisihan.
Terlepas dari semua itu, ibnu arabi tetap dinilai sebagai penutup fase salafiyah, dimana karya-karyanya berlangsung sampai enam abad. Dan digelari sebagai ‘’lautan ilmu tasawuf’’ dia membangun ajaran tasawufnya, berdasarkan ajaran alam musyahadah (kesaksian-kesaksian), dan alam tajribah (alam yang telah dialami sendiri). Dia tidak menempu jalan dari bawah ke atas, melainkan sebaliknya dari ats ke bawah, tidak belajar di kolam-kolam berenang, namun langsung terjun kesungai ataupun mungkin di lautan. Dengan percobaan dan pengalamannya tersebut berhasil mengantarkan beliau pada tingkat paling atas atau pada lautan yang terdalam, bahkan dia tenggelam didalamnya. Namun demikian, kita juga perlu melihat dan membaca apa yang telah dialami oleh ibnu arabi secara mendalam tersebut, sehingga tidak dengan mudah mengeluarkan statemen yang tidak benar terhadap pelaku tasawuf dan tasawuf itu sendiri. Ilmu tasawuf merupakan ilmu yang terhormat, bahkan mereka yang terjun mendalaminya menyanjungnya sebagai ilmu kemanusiaan yang bernilai universal dan sebagai substansi islam yang teramat mendalam.ibnu arabi sebagai filosof agungdan sufi yang terhormat telah menganalisis masalah-masalah yang sangan rumit menurut jangkauan pemikiran dan hayalan msnusia umumnya, karena yang ini, akan didapati keindahan-keindahan rahasia yang begitu mengagumkan lagi sangat agung, seakan pikiran kita dibawah secara bertahap, lalu kembali datang dengan wajah baru dalam bentuk yang lebih bercahaya dan universal. Itulah keunggulan metode ibnu arabi dalam menulis dan mengangkat rahasia-ra hasia ilahi, didalam setiap karyanya.
Akhirnya, sungguh sebagai kebanggaan bagi kami, dapat memilih dan mempersembahkan salah satu karyanya dari beberapa karyanya yang monumental ‘’kalimatullah, kitab al-jalalah’’. Hal ini disebabkan beberapa pemikiran antara lain:
Di dalam tulisan ini, kami mencoba mengurai secara jelas tentang; rahasia dibalik lafadz allah, keesaan ilahi dalam lafadz allah, kesaksiaan atas zatnya dan yang ada hanya allah.
Besar harapan kami, semoga allah memberi petunjuk-Nya dan mamfaat melalui karya kecil ini, sehingga kami digolongkan dalam barisan hamba-hamba yang mendafat keridhohan-Nya, baik dalam ucapan maupun dalam perbuatan.sesungguhnya allah adalah zat maha baik dan maaha penyayang. Shalawat dan salam semoga selalu tetap dicurahkan kepada junjungan nabiyullah Muhammad sang kekasih allah.
Analisa itu berada di alam rasa dan ruh, sehingga metode yang dipergunakannya lebih baik memakai simbol dan isyarat dalam menta’birkan apa-apa yang tersurat dalam perasaan jiwanya.
Barangkali, yang demikian itulah penyebab mengapa sulit untuk memahami pemikiran filsafat sufistik ibnu arabi, sehubungan dengan di atas ibnu arabi mencoba menjembatangi dengan dua jalan logika:
1. Mantiq al-aql; mantik akal
2. Mantik al-dzauq; mantik rasa
Tasawuf islam sendiri secara global adalah alam rasa. Oleh karenanya ketika suatu hari, seorang murid ibnu arabi menceritakan kepadanya, “banyak orang yang mengingkari ilmu kita, mereka meminta bukti dan dalil pijakannya’’. Ibnu arabi menjawab: ‘’ jika ada seorang datang dan meminta bukti atau dalil ilmu rahasia tuhan, maka katakanlah kepadanya: apa bukti kalau madu itu manis? Orang tersebut pasti mengatakan kepadamu bahwa hal itu tidak dapat kita ketahui, kecuali dengan mencicipinya, lalu katakan kepadanya; demikian pula ilmu rahasia ketuhanan, yang sama sekali tidak berbeda dengan dunia madu!’’.
Memang betapa indah, apa yang dicapai oleh lisan batin, yang sementara tidak akan tercapai oleh lisan lahir. Maka apabila kita lakukan pendekatan lewat buku SAW, penghujung para nabi dan rasul.

PEMBAHASAN
-Sekilas Tentang Ibnu ‘Arabi
Dia adalah abubakar muhammad bin ali, berasal dari kabilah hatim at-tha’I, dan terkenal dengan sebutan ibnu arabi, dengan julukan muhyiddin (penghidup agama), dia adalah barzakhul arifin al-arif billah seorang pakar teologi.
Ibnu arabi dilahirkan di kota murcia; daerah dikawasan laut tengah. Ibnu arabi meninggal pada tahun 638 H. (1165-1240 M), di kota damaskus. Ibnu arabi mempunyai dua orang anak, setelah meninggal, mereka juga dikuburkan di tempat yang sama, sampai sekarang makam itu masih ramai doikunjungi.
Melalui kedzuhudannya, ibnu arabi menempuhnya melalui beberapa fase, sebelum masuk ke alam sufi, yaitu;
1. ibnu arabi menikahi wanita yang taqwa lagi wara’, yakni maryam bin abd bin abdurrahmanal-baji. Segala prilaku dan saran dari istrinya sangat mempengaruhi kezuhudannya.
2. Kekeramatan ayahnya, yang selama hidupnya menyertainya juga telah banyak mempengaruhi kehidupan dan pola pemikiran diri ibnu arabi
3. Jiwa tasawuf paman-pamannya, yang mana ibnu arabi selalu kontak dengan mereka, dan tidak jarang terjadi dialog yang serius, khususnya pada masa-masa mudanya.
4. Serangan sakit yang mendadak pada dirinya, yang pada ujungnya dapat disembuhkan melalui barakah surat yasin, dengan dibaca di atas kepalanya, dengan izin allah beliau sembuh dari penyakitnya.
5. Pertemuan beliau dengan beberapa tokoh sufi dan filosof islam.
6. Disamping itu, ibnu arabi sangat gemar membaca dan diskusi.
Kesemuanya itu, telah banyak membantu dan mempengaruhi pola paradigmatik ibnu arabi, disamping memang kondisi sosial saat itu sangat diwarnai kehidupan sufistik. Kehidupannya yang banyak diisi dengan petualangan, juga banyak andilnya dlm merubah pemikiran dan kepribadiaannya, sehingga ia menjadi seorang yang zahid, sufi sekaligus filosof.
-Rahasia di Balik Lafadz Allah
Sesungguhnya yang kami bahas dalam pasal ini adalah sebagian dari rahasia dan isyarat-isyarat yang terkandung di dalam lafadz al-jalalah. Kata ‘’ALLAH’’. Memiliki posisi zat, yang mempunyai beberapa sifat.setiap nama itu fana dalam zat-Nya, keluar masuk naik turun di dalamnya, dan Itu bagi ahli hakikat merupakan ketergantungan (ta’alluq) bukan ciptaan (takhalluq), yang pada dasarnya menunjukan bukti bahwa hanya pada zatNya saja, bukan untuk yang lainnya.disamping itu, lafadz ‘’allah’’, tampak diberbagai tempat dan tingkatan, yang tidak dibenarkan untuk mempersepsikan hakikat zat-Nya di tempat dan tingkatan tersebut. Lafadz yang berada di tempat dan tingkatan itu, adalah pemberi makna, seperti yang terkandung di dalam tiap-tiap nama dari asmaul husna, seka;ipun pada akhirnya lafdzul jalalah, berperan sebagai peliput dari semua asmaul husna, lafadz al-jalalah suci dari keterbatasan dan ghaib. Sedangkan sesuatu di alam material ini lemah. Pada waktu harakah dhammah dibaca di atas lafadz. Dengan harakat dhammah itu, tampak kata al-huwa di dalam lafadz, dan itu disebut dengan ghaib mujarrad maksudnya ghaib di dalam lafadz(bunyi). Sedangkan gaib dalam tulisan dan bilangan disebut dengan gaib mutlak. Penting untuk diKetahui bahwa, lafdz al-jalalah itu mengandung enam huruf, yaitu
1. Alif pertama
2. Lam permulaan, gaib diidgamkan
3. Lam permulaan, alam as-Syahadah dan diucapkan dengan tasydid
4. Huruf ha’ al-huwiyah
Sedangkan empat huruf sebagai ‘’ tanda ‘’di dalam lafadz adalah:
1. Alif kekuasaan
2. Lam awal as-Syahadah
3. Alif zat
4. Ha’ dari al-huwiyah
Ada satu huruf dari huruf-huruf di atas, yang tidak tampak, baik a yang dirasakan hari ini masih gaib di mata akal, dan yang masuk akal hri ini adalah hal-hal yang tampak.
Dari lafadz maupun pada nomor, akan tetapi terdapat indikasinya, yaitu huruf wau di dalam kata adapun huruf wau dari al-huwa jelas terdapat di dalam lafadz, dan huruf wau al-huwiyah terdapat dalam nomor saja secara singkat, makna huruf lam di dalam kata adalah (yaitu alam antara), yakni alam barzakh dan itu dapat dikenal dengan akal. Adapun makna huruf ha’ adalah alam gaib, dan huruf wau untuk alam syahadah, dan itu terbaca, sekalipun tidak tampak baik di dalam lafadz maupun urutan, dan huruf wau ini disebut dengan (yaitu disebut dengan gaib di dalam gaib). Atas dasar pengetahuan ini, dapat dibenarkan bahwa perasaan lebih utama dari pada akal. Karena apa yang dirasakan untuk konteks hari masih bersifat gaib di mata akal, dan yang masuk akal hari ini adalah hal-hal yang tampak. Lebih-lebih dengan keadaan alam akhirat nanti, dimana kekuasaan saat itu berada di tangan allah, dan kondisi yang ada nantinya lebih dapat dirukyat atau diketahui lewat perasaan. Penglihatan-penglihatan waktu itu mampu melihat kepada-Nya, akan tetapi rukyat perasaan adalah puncak dari pada pandangan tersebut, sedangkan yang menjadi milik akal hanyalah awal dari penglihatan.seandainya tanpa adanya puncak yang menjadi tujuan orang, dia tidak akan melihat awalnya. Dengan demikian, perhatikanlah rahasia ini bahwa, akhirat lebih baik dari pada dunia,seperti yang difirmankan oleh Allah:
‘’kamu menghendaki harta benda duniawiyah, sedangkan allah menghendaki (pahala) akhirat”. (Q.S. Al-anfal: 67)
‘’sedang kehidupan akhirat adalah lebih baik dan lebih kekal”.(Q.S.al-a’la: 17)
Sifat akhirat adalah kekekalan, sebaliknya sifat dunia adalah fana’,tentu saja yang bersifat kekal itu lebih baik dari yang fana’. Ketahuilah bahwa mengenal allah merupakan awal dari ilmu pengetahuan, yang akan berpuncak kepada hakikat.
-Keesaan Ilahi dalam Lafadz Allah
Huruf lam pertama didalam lafadz Allah, adalah huruf al-muarraf(yang dikenal). Dan huruf at-ta’rif(penghususan). Sedangkan huruf alif yang pertama adalah bermakna Allah, dan tidak sesuatu bersamanya setelah itu, tinggal huruf lam kedua dan huruf ha.
Bila pembahasan diatas dilihat dari urutan nomor, maka huruf lam kedua adalah berarti adalah al-malik (raja). Maka dengan hilangnya huruf alif dan huruf lam pertama, yang tinggal adalah:”gambaran dirinya”, dan berupa lam al-malik sebagai lam kedua. Sedangkan huruf ha khinayah dari
Bila huruf ha dilihat dari artikulasi huruf, merupakan huruf yang dalam dan gaib dalam diri manusia, dan kegaiban huruf itu adalah yang paling jauh. Isyarat ini mengandung makna bahwa, Allah tidak memiliki sekutu. Keesaan Allah merupakan wujud akan isyarat huruf alif, dan huruf lam pertama sebagai simbol ma’rifat. Maka lam kedua memberi isyarat sebagai maqam malik.
Dengan adanya ide ma’rifat ini, lahir dan keluarlah wujud-wujud selainnya. Huruf ha mengandung isyarat alam dan huruf itu gaib, dan gaib itu adalah hanya bagi seluruh alam selainnya, sehingga mereka kemudian mengatakan bahwa allah itu zat yang gaib, dan itu adalah huwa.( ) . maka dengan huruf alif dia menyebut zatnya.
Ketika huruf wau gaib yang terdapat di dalam huruf ha, jika ia diucapkan dengan ha maka keduanya bermakna ruh, bila huruf ha itu dibaca berarti as-sakinah,yaitu diam atau tenang sebagai mana diamnya kehidupan bukan diam dari kematian.
-Kesaksian Atas zat-Nya
Hukum dari setiap nama, sesuai dengan khususannya di alam ini, yang kekhususan itu sendiri hanya merupakan tambahan bagi alam, atas dasar bahwa allah sudah menjadipusat dan penguasa.hukum dimaksud adalah sebuah kebingungan, yang berada dan terjadi di atas segala sesuatu, pada waktu sesuatu itu ingin diketahuidan disaksikan kehadiran uluhiyah adalah satu perbuatan dan itu adlah satu kesaksian yang hanya disaksikan oleh selainnya. Maka dari itu, setiap orang yang membicarakan alam kesaksian, sungguh tidak akan mengetahui(dengan sempurna), dia hnya akan menghayal, dan itu berarti dia berada pada posisi salah.dengan kesaksian yang demikian yaitu kesaksian ‘’hadhrah al-ilahiyyah al-fi’liyyah’’, mereka umumnya mengesahkan hal ini, sampai-sampai dikalangan para rasionalis dan kelompok ahli khiyas. Mereka berkhayal bahwa ma’rifat tentang dia itu lebih dahulu daripada ma’rifah tentang diri kita. Sebenarnya semua itu salah sebab mereka mengenl zat allah atau(uluhiyyah) dari sisi pembagian akal dimana mereka mengatakan segala yang wujud ini terbagi dua bagian, yaitu: bagian yang memiliki awal dan bagian yang tidak memiliki awal. Pendekatan mereka ini memang tidak salah, tetapi mereka tidak membedakan antara zat tuhan sebagai tuhan sebelum didahului pengenalan mereka tentang hakikat diri mereka, dan tuhan sebagai zat yang dikenal dengan benar disamping sebagai tuhan. Pembicaraan ini mengenai masalah uluhiyyah, bukan mengenai zat yang bersifat qadim saja yang mustahil baginya sifat ‘’ tidak ada ‘’.maka bagi mereka yang berpendapat salah seperti pernyataan di atas tentu tidak akan menempatkan uluhiyyah, yang biasa disebut allah kecuali setelah mereka mengetahui zat-Nya. Padahal syara’ mengatakan dan mengajarkan terlebih dahulu untuk mengetahui tentang ar-rububiyah, seperti yang disebutkan oleh rasulullah saw.; ‘’ man ‘arafah nafsahu faqad arafah rabbahu’’, dimana beliau tidak bersabda yang sebaliknya, ‘’ man arafa rabbahu faqad arafa nafsahu’’. Jika sifat ar-rububiyyah dilihat sebagai zat yang dekat dengan kita, maka ilmu kita tidak akan mengenalnya, kecuali dengan mengenal diri kita lebih dahulu, lantas dimanakah letak anda dan dimanakah letak uluhiyyah?.
Sebenarnya maqam ilahi telah dijelaskan oleh syara’, yaitu khadirnya merupakan ‘’kebingungan’’, seperti yang telah disabdakan oleh rasulullah saw, pada waktu belia ditannya: ‘’dimanakah tuhan berada sebelum diciptakannya langit dan bumi?’’. Rasulullah saw. Menjawab: ‘’Dia berada di al-ama’, baik itu dekat (qashr) ataupun jauh (mudd), diatasnya adalah udara dan di bawahnya juga udara. Sungguh pernyataan di atas merupakan pernyataan yang meniadakan, dimana kata qashr mengandung makna kebingungan, yang setelah itu digunakanpada namna allah. Oleh sebab itu, bashirah-bashirah dan mata hati menjadi kebingungan untuk mengenalnya’ sekalipun melewati berbagai penjuru wawasan. Karena dia tidak dibatasi oleh kata-kata ‘’dimana’’.
Sedangkan kata al-mudd, bisanya digunakan untuk arti ‘’awam’’, yakni udara yang mengandung zat air, yang mengandung muatan kehidupan, dari itu juga asal kehidupan. Dia dengan Zat-Nya tidak disebutkan dengan kata ‘’dimana’’, melainkan hanya disebutkan kepada-Nya ‘’wujud barzakh’’, yang ada di antara langit dan bumi. Di dalam barzakh-barzakh itu, sungguh manusia mengalami kebingungan.
Bagaimana dengan orang yang dalam kondisi kebingungan?. Mereka seperti melihat garis diantara bayangan dan matahari. Dengan demikian, pada dasarnya barzakh merupakan posisi kebingungan dan yang ada di dalamnya hanyalah kebingungan itu sendiri atas dasar ini, bagi setiap orang yang mendapatkan sesuatu di alam al-barzakh, dituntut danya kemampuan beradaptasi, dan tidak merasa asing di dalamnya. Ketika itu, bahwa engkau mengatakan bahwa dia yang ada, itu adalah allah, maka dia memang allah dan sebaliknya jika engkau mengatakan bahwa dia itu bukan allah memang dia bukan allah. Itulah sebuah kebingungan yang benar-benar membingungkan.
-Yang Ada Hanya Dia
Para ulama al-muhaqqiqun sepakat, allah tidak akan menampakkan diri pada seseorang dalam satu bentuk gambaran dengan dua kali kesaksian, dan tidak satu gambaran bagi dua orang, hal ini merupakan fleksibilitas.
Abu Thalib berkata:” sesuatu tidak sama dengan sesuatu”, tidak akan dilihat, kecuali oleh “sesuatu yang tidak sama dengan sesuatu” itu sendiri. Sebab, yang melihat adalah hakikat yang dilihat. Allah berfirman : “laisa kamistlihi syai-un” (Q.S. 42:1)
Seandainya ada seseorang yang mengatakan “laisa kamitslihi syai-un (tidak ada sesuatu seperti dia), maka sesuatu itu adalah dia. Jika huruf kaf yang berarti penyerupaan merupakan sifat atau hanya sekedar tambahan, maka bagaimana dengan sifat, maka abu thalib tidak akan mengatakan ungkapannya itu. Atau seandainya itu bukan merupakan sifat, maka dia bukanlah al-huwa(allah). Padahal “sesuatu” itu adalh al-huwa dan al-huwa adalah al-huwa, maka tidak ada huwa(yang lain) kecuali huwa.
Itulah allah, dia adalah al-huwa seperti yang kami telah kemukakan di depan. Betapa allah telah banyak mengajarkan rasulullah tentang al-maqamat(tingkatan-tingkatan), lalu berapa banyak allah telah membuka tabir rahasia kepadanya.
Berbeda halnya dengan akal, yang fungsinya terkait dengan alam gaib(cepat mengatakan sesuatu yang tidak dilihatnya sebagai yang giab). Sedangkan bagi al-barri ( allah) tidak ada sesuatu yang gaib baginya. Semua yang ada baginya merupakan alam as- syahadah, maka tepat sekali penggunaan kata al- bashar bukan al- aqlu.

Read More....

Membuat Efek Link Warna Pelangi

Membuat Efek Link Warna Pelangi - trik ini cukup menarik, sebab semua link yang ada di blog kita akan menjadi warna-warni kalo disorot ama kursor mouse. Trik ini juga bisa membuat tampilan blog kita jadi cantik dan lebih terlihat dinamis . .

Caranya:
1. Login dulu ke blogger.com
2. Pilih menu Design
3. Klik Add a Gadget
4. Pilih HTML/JavaScript
5. Masukkan JavaScript di bawah ini......>>>>

<script src="http://agungxzeg.googlecode.com/files/rainbowlink.js" type="text/javascript"></script>

6. Klik Save
Sekarang coba lihat blognya, terus sorot link menggunakan mouse .. adakah yang berubah??? Eapz, kalo link menjadi warna-warni ketika disorot pake mouse, itu berarti triknya udah sukses.

Have a nice blogging (^_^) . . .

Read More....

T=v1+v2 ,Cara Meningkatkan Traffic Dan Popularity Dengan Cepat Dan Alami

Mohon baca baik-baik lalu terapkan dengan benar....
Sebuah filosofi mengatakan "Honesty is The Best Policy (Kejujuran adalah politik/strategi terbaik)" , inilah yang akan kita buktikan....apakah konsep kejujuran bisa kita olah menghasilkan traffic dan popularity yang lebih hebat dari konsep rumit para expert webmaster atau pakar SEO..?...
Saya yakin bisa asal konsep ini di jalankan dengan benar...,bila ini di terapkan pada web anda sesuai ketentuan maka:

-Web anda akan kebanjiran traffic pengunjung secara luar biasa hari demi hari, tanpa perlu repot-repot memikirkan SEO atau capek-capek promosi keberbagai tempat di dunia internet.
-Web anda akan kebanjiran backlink secara luarbiasa hari demi hari, tanpa perlu repot-repot berburu link keberbagai tempat di dunia internet.

Jika Albert Einstein memakai persamaan e=mc2 untuk menggabungkan potensi masa dan kecepatan cahaya untuk menghasilkan energi nuklir yang luar biasa itu ,maka kita akan memakai persamaan t=v1+v2 untuk mnggabungkan potensi web saya dan web anda untuk menghasilkan traffic dan popularity yang luar biasa pula.

Jika Einstein menggunakan atom plutonium dan uranium untuk membuat bom nuklir, maka kita menggunakan Kejujuran dan ketepatan untuk membuat bom traffic dan popularity ini.

Yang perlu anda lakukan adalah ikuti langkah-langkah berikut :

1-Buat posting artikel seperti posting saya ini, atau copy-paste posting ini dan juga diberi berjudul : t=v1+v2 ,Cara meningkatkan traffic dan popularity dengan cepat dan alami
2-Selanjutnya Copy atau buat KALIMAT SAKTI yang ada di bawah nomor 4 ini lalu pasang di web anda pada bagian yang paling mudah dilihat pengunjung, misalnya di bagian atas sidebar:
3-Pindahkan atau ganti link atau alamat url posting saya (disini-1) menggantikan alamat url rekan saya (disini-2).
-untuk mengetahui alamat url posting saya dan posting yang anda buat adalah bisa dengan meng-klik judul/title posting yang kita buat ini.
4-Lalu isi alamat url posting anda pada pada disini-1 tadi. Jadi anda melakukan publish (terbitkan) 2 kali, setelah posting ini selesai anda buat lalu di terbitkan, dan lalu anda klik pada title (judul) posting untuk mengambbil/meng-copy alamat url posting anda dari address bar browser anda, lalu anda edit lagi posting tadi dan masukan pada link disini-1 itu.

Berikut tulisan "KALIMAT SAKTI" yang perlu anda pasang di bagian web anda (setelah di ganti link url-nya sesuai ketentuan di atas)

"Ingin meningkatkan traffic pengunjung dan popularity web anda secara cepat dan tak terbatas...?...
Serahkan pada saya..., Saya akan melakukannya untuk anda GRATIS...!..Klik disini-1 dan disini-2"

5-Di bawah ini ada 2 link :link anda (link web saya sekarang) dan link saya (link web rekan saya sekarang) . Maka ganti (alamatnya) "link anda" dengan "link url web anda" dan "link saya dengan link url web saya" (link rekan saya di hapus).
link anda
link saya
-Jadi setelah KALIMAT SAKTI ini di letakan di web anda maka: jika pengunjung meg-klik link disini-1 akan menuju link posting anda, dan jika meng-klik disini-2 akan menuju link posting saya...dan seterusnya kan terus terjadi mata rantai seperti itu...
5-Selesai, siapkan counter tracker dan pengecek link misalnya sitemeter dan technorati untuk melihat hasil banjir traffic dan linkback web anda.

Apa itu t=v1+t2...?
t : Jumlah traffic yang akan di peroleh web anda dalam suatu hari
v1 : Jumlah pengunjung web anda dalam suatu hari
v2: Jumlah pengunjung yang dimiliki v1 (pengunjung dari pengunjung web anda) dalam suatu hari.


Traffic:
Misalnya, web saya ini atau web anda dalam sehari memiliki rata-rata pengunjung 50 orang.., dan semuanya menerapkan konsep kita ini (KALIMAT SAKTI) dengan benar, dan dari 50 orang itu masing-masing memiliki 50 orang pula pengunjung dari blog-nya , maka web kita akan berpeluang di kunjungi 50 ditambah 50 x 50 orang pada hari itu = 2550 orang , dan akan berpeluang terus meningkat pula hari demi hari ,karena setiap hari selalu ada pengunjung baru di dunia internet, setiap hari juga ada blogger atau web baru di dunia internet...BUKTIKAN

Popularity:
Misalnya, web kita memiliki pengunjung 50 orang dalam suatu hari, dan semuannya menerapkan konsep ini , maka dalam hari itu web anda akan mendapatkan 100 linkback ke web anda, yaitu sebuah link pada KALIMAT SAKTI dan sebuah link pada link saya di kalikan 50. dan akan berpeluang meningkat terus hari demi hari....

Kenapa perlu di buat link link anda dan link saya pada posting...?
...hal ini untuk menjaga keabadian link kita, karena seperti kita tau link pada posting lebih kecil kemungkinannya terhapus....


Bisakah kita berbuat tidak fair atau tidak jujur menyabotase konsep ini, misalnya "menghilangkan semua link asal" lalu di isi dengan web/blog kita sendiri...? ....Bisa, dan konsep ini tidak akan menjadi maksimal untuk membuktikan Kejujuran adalah strategi/politik terbaik.....Tapi saya yakin bahwa kita semua tak ingin menjatuhkan kredibilitas diri sendiri dengan melakukan tindakan murahan seperti itu...
Read More....

“TRANSFORMASI PARADIGMA PEMBEBASAN DALAM MEWUJUDKAN SOCIAL JUSTICE”


Bismillahir rahmanir rahiim
Assalamu alaikum warhmatullahi wabarakatuh..
Maraknya patologi sosial telah merusak harmonisasi, tata nilai, flat form dan equilibrium sosial. Paket pengkhianatan terhadap kemanusian telah menciptakan belenggu-belenggu yang akan menjadikan masyarakat lebih cenderung fatalistic dan merasa kabur akan teleologis manusia sebagai makhluk sosial. kita meminjam analis Paulo freire dalam melihat fenomena tertsebut, menurutnya ada tiga tipologi kesadaran masyarakat:
Magical consciousness
Kesadaran dalam bentuk ini menganggap bahwa kondisi sosial yang terjadi berupa ketimpangan dan crime- stuructural  terjadi begitu saja tanpa mampu membaca penyebab akan keterpurukan masyarakat berupa pengangguran, kemiskinan, depolitisasi dan dehumanisasi. Sehingga melahirkan sikap apatis dan akan terus terpenjara dalam dominasi elite class sebagai superiority class, paradigma seperti ini membuat kedzaliman lebih langgeng dan kehidupan sosial menjadi statis, saya teringat sebuah ungkapan aporisme  salah seorang sahabat nabi yaitu Ali, KW .“penindas dan yang ditindas sama-sama menggunting keadilan”. Mungkin muncul pertanyaan, Mengapa yang tertindas juga termasuk kategorisasi menggunting keadilan? Jawaban sederhananya karena yang tertindas tidak punya inisiatif untuk melakukan suatu gerakan perubahan alias pecundang, tennia burane (bugis). Makanya sangat dibutuhkan spirit progresif dan spirit pembebasan. Ketika para agent of change menjadi aktivis brutal alias aktivis kadaluarsa, hal ini sangat menguntungkan “korporatokrasi” dalam mewujudkan eksploitasi terhadap masyarakat miskin, underdevelopment terus eksis dalam wajah masyarakat, status quo terkristalisasi membentuk sebuah sistem dan structure yang memberi  legitimasi sosio-politik pada kapitalisme.
Setiap manusia lahir menggenggam kekuatan (power). Namun terkadang kekuatan tersebut menjadi titik lemah disebabkan karena kita tidak mengenal diri/lupa diri (amnesia metafisik), dan tabir-tabir false consciousness (kesadaran palsu) menyelimuti diri. Hari demi hari yang dilalui kaum mustadaiifin menelan pil pahit kehidupan, sedang di balik semua itu para kelompok borjuis modern menikmati setiap detik waktu yang  terlewatkan bagaikan paradise. lentera-lentera kelam menghiasi jiwa  yang terluka dalam kepengatan pergolakan hidup.
Naival consciousness
Kesadaran naïf ini selalu memberi kontribusi pada kepincangan sosial yang terjadi. Bukan sistem yang salah, juga bukan para kapitalis. Tapi salah kita sendiri (menurut penganut teori naival consciousness). Rapuhnya analisis yang dimiliki benar-benar telah menghegemoni paradigma kita, sehingga menganggap bahwa yang terjadi semuanya adalah “salah kita sendiri”.
Satu kesalahan  fundamental  yang kita lakukan, yaitu kita tidak mau sadar.
Sadar akan skematisasi para pemodal, penguasa , multinasional corporation (MNcS), dan sadar akan penghianatan para elite negeri ini. kalo pemimpin kita pengecut dan rela mengabdi pada kekuasaan “korporatokrasi”, muncul a big question siapa lagi yang peduli  nasib proletar-proletar jalanan?
Kritical consciousness
Pada dasarnya bentuk kesadaran kritical melihat realitas sosial dengan sinis dan kemudian menjustifikasi  bahwa sistem sebagai penyebab penderitaan rakyat . sehingga masyarakat harus menyatukan  visi untuk merebut kembali hak-hak yang dirampas oleh elite class dan juga subsummed class. Dengan kesadaran ini kita bisa terbebas dari jerat-jerat sistem yang mematikan dan kembali membentuk wajah sosial yang lebih baik.
Terlalu banyak teori perubahan sosial dalam melihat dan memahami realitas sosial. Namun yang dibutuhkan adalah teori perubahan sosial yang mencerahkan, humanis dan Mampu membebaskan manusia dari segala bentuk penindasan dengan dua oknum; ballance dan egaliter. Bukan justru kemasan teori yang kelihatannya pro kesejahteraan padahal hanya kedok dan tetap melanggengkan serta mendukung Neoliberalisme, dengan tiga pilar utamanya: person liberty (kebebasan individu ), private property (kapemilikan pribadi), dan private enterprise (inisiasi usaha pribadi ).
kekuatan korporatokrasi” sebagai momok pelaku eksploitasi besar-besaran secara global, menciptakan kekacauan dan berhasil menggerogoti seluruh elemen yang menjadi pilar suatu Negara berdaulat. Tidak berlebihan ketika kita memberi predikat sebagai hantu globalisasi. Cara kerja mereka di bawah naungan kapitalisme telah mengakar pasca perang dingin antara sosialisme vs kapitalisme, dan selanjutnya kapitalisme keluar sebagai pemenang. Berbagai cara mereka lakukan demi menciptakan power yang tak terkalahkan, dimulai dengan sebuah misi untuk melakukan kekacauan atau instabilitas ekonomi, yang pada akhirnya terkonstruksi pada dependensy(ketergantungan).
W.W  Rostow, David MC. Clelland dan Adam Smith. Inilah nama-nama para pakar ekonomi kapitalisme, jauh sebelumnya mereka telah mengerjakan proyek ekonomi dalam hal menanamkan doktrinal ekonomi dependensi. Masih segar dalam pustaka pengetahuan kita bagaimana cantik dan seksi isu yang digelindingkan tentang setiap Negara harus menjadi modern dan ikut arus modernisasi, karena kalau hal ini tidak diindahkan maka terkutuklah kita sebagai Negara dengan standar underdevelopmentalime, syarat utama jadi Negara modern adalah sejauh mana skala dan prioritas pembangunannya. Masih ingat bagaimana awal ambruknya ekonomi nasional kita, krisis ekonomi yang menjadi biang keladi krisis multinasional. Semua berawal dari pemimpin Orde Baru mengikuti  instruksii ekonomi pembangunan ala Rostow. karena mustahil sebuah Negara menjadi modern tanpa pembangunan (yang selanjutnya dikenal ideology developmentalisme) dan tentu lebih mustahil lagi ada pembangunan tanpa adanya capita (modal), dimana bisa mendapatkan modal? Solusi bagi ekonomii kapitalisme, IMF dan World Bank.
Liberation theology (teologi pembebasan) yang diperkenalkan oleh Gustavo Guiterez, lebih menekankan pada perlawanan terhadap penindasan yang terstruktur ini dengan seluruh kekuatan yang kita miliki. Jangan pernah menerima kebenaran atas dasar dogma dan kekuatan dominan. Kadang-kadang paradigm yang eksis dan survive hingga kini bukan lagi dalam takaran benar dan salah. Namun sejauh mana  pendukungnya mendominasi dan yang memiliki power kekuasaan. Inilah yang menjadi problem  memilih sikap objektivisme dalam kerangka nalar kebenaran yang sesungguhnya tanpa embel-embel kekuasaan sebagai alat legitimasi kebenaran. Kini kekuaasaan mampu menciptakan kebenaran dalam standar legitimasi mayority, ingat bahwa kebenaran mayoritas tidak secara mutlak bahwa sesuatu itu benar apa adanya.
Kita mencoba pemaparan yang lebih spesifik berbicara tentang diskursus teologi kadang-kadang banyak orang bersanggapan bahwa teologi hanya milik agama, yang tidak mampu teraktualisasi dalam realitas sosial, seakan-akan ada gap begitu kokoh sebagai dinding pemisah antar teologi dan realitas sosial. Padahal semestinya setiap teologi mampu mentransformasi nilai-nilai tersebut dalam mewujudkan keadilan;  economic justice (keadilan ekonomi) dan sosial justice keadilan sosial). Teologi pembebasan menjadi teori alternatif untuk mengawali sifting paradigm menyambut arah pembangunan yang sesungguhnya. Menata kembali sistem social kita dengan nalar yang tercerahkan dan ideologi yang benar-benar berpihak pada kebangkitan kaum tertindas, tentu kesadaran kritis menjadi basis atau yang menjadi prinsipil dalam setiap teori perubahan , sebagai langkah awal standarisasi awareness.
Agama  hendak menjadi spirit perubahan sosial, dalam pengertian bahwa nilai-nilai agama khususnya Islam, semestinya terinternalisasi kemudian diejawantahkan dalam gerak masyarakat. Dengan istilah lain tauhid seyogyanya menyapa realitas bukan hanya sekedar berisi doktrinal dan berujung pada kesalehan semu. Bukankah Agama Islam  adalah Agama pembebasan. Diharapkan mampu membebaskan kaum musthadaifin dan segala bentuk penjara-penjara kemanusian, yang sesungguhnya mencabut akar-akar kebenaran ilahi (devine). Contoh fenomena yang sangat ironis; ada orang islam yang shalat tengah malam melantungkan nada-nada ilahi. Namun di lain sisi  saudaranya yang muslim di sekitarnya malah menyanyikan lagu-lagu kepedihan (tapi bukan lagu Malaysia), kelaparan dan jeritan-jeritan ketidakberdayaan. Di tempat lain ada yang naik haji sampai tiga kali, tapi mereka hanya bisa apatis terhadap kondisi saudaranya yang tergeletak di rumah sakit berjuang melawan maut karena tidak mampu menebus biaya obat yang harganya di atas langit (katanya kesehatan gratis, gayanaji..). sangat disayangkan karena ini terjadi pada orang yang menyadari Tuhan dalam dirinya, mereka tidak sadar satu hal  mereka telah membuang kunci surga. Ia lupa sisi Islam yang lain.
Bangsa Indonesia yang mayoritas muslim. Tentu harapan Bangsa ini untuk maju ada di tangan oraog-orang Islam, ketika muslim sudah bersatu menyatakan nawaitunya akan perubahan dan kebangkitan yakin 100% Bangsa kita kembali menjadi Asian Tiger. Menurut bapak reformasi kita menyatakan ada 5 borok (loopholes) yang terjadi di negra yang kita cintai ini; 1) sosial 2) ekonomi 3) ketidak jujuran dalam pemilu 4) kemanusiaan 5) kepercayaan.
Borok sosial sangat jelas dengan fakta ketimpangan sosial yang terjadi di mana-mana, pemiskinan dan penindasan terhadap rakyat kecil makin marak, hingga sampai pada banyaknya rakyat yang terlantar.”menjadi gelandangan di negeri sendiri”.
Borok ekonomi yang disebabkan oleh rate of economic growth, pemerintah kini tergantung pada IMF,ADB DAN WORLD BANK. Dulunya Indonesia dikenal Asian Tiger (macan Asia) sekarang dikenal sebagai Asian Beggar (pengemis Asia). Kemudian kita bisa melihat realitas hari ini betapa matinya sensitivisme pemerintah atas rakyat kecil dengan kasus-kasus TKI. TKI banyak yang pulang ke tanah air hanya membawa pedih, perih, bekas luka dan kenistaan sebagai manusia, pemerintah hanya bisa mengatakan nanti kita tindak lanjuti dan kata maaf (saya yakin rakyat bisa memaafkan namun tidak bisa menerima). Mana hak kami sebagai warga Negara dan manusia!!!!!?.
Lain halnya dengan ketidak jujuran dalam pemilu, ini sudah menjadi rahasia umum. Jangankan dalam skala nasional skala kampus pun sudah dipertontonkan kebobrokan politik dan keanggkuhan akan  kebodohan (maaf ,sorry, afwan !! itulah kata yang penulis anggap paling halus). Padahal kalau pemilihan itu cacat, maka keabsahan kepemimpinan tersebut cacat totalitas dan seluruh proses yang dilaluinya semuanya cacat legitimasi.
           Dan terakhir persoalan  krisis kepercayaan, masih adakah tokoh yang berjuang atas nama musthadaifin atau itu hanya jargon, slogan menjelang pemilihan umum?. Seorang figure yang benar-benar konsisten mempertahankan idealismenyalah dan memiliki nalar yang tercerahkan yang mampu membawa peradaban dan mengubah wajah indonesia yang lebih bermoral, bermartabat dan berdaulat di mata dunia. Ingat kemerdekaan ini hanyalah kemerdekaan semu, kedaulatan ini hanyalah pelecehan politik international.
           Tauhid,teologi sebagai paradigma pembebasan. Mestinya nilai-nilai tauhid mampu kita aktualisasikan dalam realitas sosial, mari satukan tekad! Lawan penindasan apapun bentuknya dan bagaimanapun modelnya dalam bingkai universal brotherhood. UNTUK USHULUDDIN JAYALAH KEMBALI       
Read More....

Senin, 18 Juli 2011

KOMPETENSI GURU DAN HUBUNGAN SOSIAL


A.    Pengertian kompetensi  guru
Kompetensi guru adalah seperangkat pengetahuan, keterampilan, dan perilaku yang harus dimiliki, dihayati, dan dikuasai oleh guru atau dosen dalam melaksanakan kewajiban-kewajibannya secara bertanggungjawab dan layak. Sifat tanggungjawab harus ditunjukkan sebagai kebenaran tindakan baik dipandang dari sudut ilmu pengetahuan, teknologi maupun etika. Hal ini seperti yang tercantum dalam Undang-undang No. 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen dan seperti yang diungkapkan oleh Muhaimin (2003:151) dalam Abdul Madjid (2007:5-6), Moh. Uzer Usman (1999:14), dan Zamroni (2000:53).
Kompetensi guru ini merupakan suatu hal yang mutlak yang harus dimiliki oleh seorang guru, dan kompetensi guru tersebut tidak serta merta didapatkan begitu saja, tapi harus ada usaha yang keras untuk memperolehnya. Pada akhirnya kompetensi guru ini merupakan tolak ukur untuk menentukan kualitas guru tersebut.
Penjabaran kompetensi guru menurut Undang-undang khususnya Undang-undang Republik Indonesia No. 14 tahun 2005 tentang kompetensi yang harus dimiliki oleh guru disebutkan mencakup empat dimensi.
Pertama, dimensi kompetensi pedagogik, dimensi ini merupakan kemampuan seorang guru dalam mengelola pembelajaran peserta didik serta pengelolaan kelas.
Kedua, dimensi kompetensi professional yaitu kemampuan penguasaan materi secara luas dan mendalam.
 Ketiga, dimensi kompetensi kepribadian (personal), dimensi ini merupakan kemampuan pribadi yang mantap, berakhlak mulia, arif, dan berwibawa serta menjadi teladan bagi peserta didik.
 Keempat, dimensi komunikasi sosial adalah kemampuan guru untuk berkomunikasi serta berinteraksi secara efektif dan efisien dengan peserta didik, sesama guru, orang tua atau wali, dan masyarakat sekitar.
Setiap personel dalam organisasi merupakan faktor yang paling dominan dalam menentukan keberhasilan suatu organisasi. Begitu pula dengan guru. Pendidikan akan menjadi berkualitas apabila guru tersebut memiliki kompetensi-kompetensi yang sesuai dengan kebutuhan dan perubahan. Untuk itu, setiap mahasiswa yang dipersiapkan menjadi guru harus menguasai kompetensi guru sesuai dengan bidang keahlian yang dipelajarinya.
Penyiapan mahasiswa untuk menguasai kompetensi guru yang diharapkan, tidaklah mudah, mengingat mahasiswa sebagai individu memiliki karakteristik tertentu yang diantara satu dengan lainnya berbeda-beda, baik menyangkut potensi dan kemampuan, maupun kondisi lingkungan, keluarga, serta asal sekolah mahasiswa.
Lebih jauh, Raka Joni sebagaimana dikutip oleh Suyanto dan Djihad Hisyam (2000) mengemukakan tiga jenis kompetensi guru, yaitu :
1. Kompetensi profesional; memiliki pengetahuan yang luas dari bidang studi yang diajarkannya, memilih dan menggunakan berbagai metode mengajar di dalam proses belajar mengajar yang diselenggarakannya.
2. Kompetensi kemasyarakatan; mampu berkomunikasi, baik dengan siswa, sesama guru, maupun masyarakat luas.
3. Kompetensi personal; yaitu memiliki kepribadian yang mantap dan patut diteladani. Dengan demikian, seorang guru akan mampu menjadi seorang pemimpin yang menjalankan peran : ing ngarso sung tulada, ing madya mangun karsa, tut wuri handayani
Perkembangan dunia pendidikan dewasa ini begitu cepat. Sejalan dengan kemajuan teknologi dan globalisasi - (semakin merapatnya dunia menjadi satu, tanpa batas dan tanpa sekat waktu). Perkembangan cepat itu perlu diimbangi kemampuan pelaku utama pendidikan dalam hal ini Guru. Kemampuan professional dan ketrampilan mereka perlu ditingkatkan.
Bagi sementara guru, menghadapi perubahan yang cepat dalam pendidikan dapat membawa dampak kecemasan dan ketakutan. Perubahan dan pembaharuan pada umumnya membawa banyak kecemasan dan ketidak-nyamanan. Implikasi perubahan dalam dunia pendidikan, bukan perkara mudah, karena mengandung konsekwensi teknis dan praksis, serta psikologis bagi guru. Misalnya perubahan kurikulum, atau perubahan kebijakan pendidikan. Perubahan itu tidak sekedar perubahan struktur dan isi kurikulum. Atau sekedar perubahan isi pembelajaran. Tetapi perubahan yang menuntut perubahan sikap dan perilaku dari para guru. Misalnya perubahan karakter, mental, metode, dan strategi dalam pembelajaran.
Kegiatan pembelajaran di kelas menyangkut metodologi dan strategi. Bagaimana seorang guru menggunakan metode dan strategi pembelajaran yang efektif dan menyenangkan; ditentukan oleh kemampuan dan ketrampilan guru. Pembelajaran yang menyenangkan dapat mewujudkan pembelajaran yang dinamis, dan demokratis.
Penggunaan teknologi pembelajaran berbasis computer menjadi keharusan. Para guru seharusnya cepat untuk beradaptasi. Seorang guru yang gagap teknologi, menjadi suatu keniscayaan untuk menggunakan teknologi computer dalam proses pembelajaran di kelas. Dan komputer menjadi barang asing baginya. Kemajuan teknologi (computer) mestinya dapat mempermudah bagi guru dalam melaksanakan tugas kependidikan yang diemban. Pembelajaran di kelas pun menjadi hidup, menarik, dan menyenangkan. Situasi kelas yang menyenangkan, dan pengelolaan kelas yang dinamis, dapat mempermudah pencapaian tujuan pembelajaran.
       Sebagaimana dikenal istilah quantum teaching, quatum learing, dan enjoy learning dalam praktek pembelajaran di sekolah, hakekatnya mengembangkan suatu model dan strategi pembelajaran yang efektif dalam suasana menyenangkan dan penuh makna.
Guru efektif berarti guru demokratis. Guru demokratis biasanya memilih metode pembelajaran dialogis. Guru dan murid secara bersama-sama sebagai subyek dalam proses belajar. Proses belajar menjadi proses pencarian bersama. Proses itu dalam kelas dilaksanakan dengan suasana menyenangkan dan saling membutuhkan. Untuk mencapai kondisi pembelajaran seperti itu, membutuhkan adanya gerakan pembaharuan pembelajaran. Dari pembelajaran tradisional-statis/monoton ke pembelajaran aktif-kreatif dan menyenangkan. Menurut Paulo Freire pembelajaran statis dan tradisional berupa pembelajaran "gaya bank". Secara sederhana Freire menyusun antagonisme pembelajaran "gaya bank" seperti ini: guru mengajar - murid belajar; guru tahu segalanya - murid tidak tahu apa-apa; guru berpikir - murid dipikirkan; guru bicara - murid mendengarkan; guru mengatur - murid diatur; guru memilih dan memaksakan pilihannya - murid menuruti; guru bertindak - murid membayangkan bagaimana bertindak sesuai dengan tindakan guru; guru memilih apa yang akan diajarkan - murid menyesuaikan diri. Dalam pandangan Paulo Freire, pendidikan "gaya bank", murid menjadi obyek penindasan pendidikan. Pendidikan di mana guru tidak memerdekakan peserta didik.
Peranan Kepala Sekolah dalam Meningkatkan Kompetensi Guru
            Agar proses pendidikan dapat berjalan efektif dan efisien, guru dituntut memiliki kompetensi yang memadai, baik dari segi jenis maupun isinya. Namun, jika kita selami lebih dalam lagi tentang isi yang terkandung dari setiap jenis kompetensi, –sebagaimana disampaikan oleh para ahli maupun dalam perspektif kebijakan pemerintah-, kiranya untuk menjadi guru yang kompeten bukan sesuatu yang sederhana, untuk mewujudkan dan meningkatkan kompetensi guru diperlukan upaya yang sungguh-sungguh dan komprehensif.
Salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah melalui optimalisasi peran kepala sekolah. Idochi Anwar dan Yayat Hidayat Amir (2000) mengemukakan bahwa “ kepala sekolah sebagai pengelola memiliki tugas mengembangkan kinerja personel, terutama meningkatkan kompetensi profesional guru.” Perlu digaris bawahi bahwa yang dimaksud dengan kompetensi profesional di sini, tidak hanya berkaitan dengan penguasaan materi semata, tetapi mencakup seluruh jenis dan isi kandungan kompetensi sebagaimana telah dipaparkan di atas.
Dalam perspektif  kebijakan pendidikan nasional (Depdiknas, 2006), terdapat tujuh peran utama kepala sekolah yaitu, sebagai : (1) educator (pendidik); (2) manajer; (3) administrator; (4) supervisor (penyelia); (5) leader (pemimpin); (6) pencipta iklim kerja; dan (7) wirausahawan;
           Merujuk kepada tujuh peran kepala sekolah sebagaimana disampaikan oleh Depdiknas di atas, di bawah ini akan diuraikan secara ringkas hubungan antara peran kepala sekolah dengan peningkatan kompetensi guru.
             Sejauh mana kepala sekolah dapat mewujudkan peran-peran di atas, secara langsung maupun tidak langsung dapat memberikan kontribusi terhadap peningkatan kompetensi guru, yang pada gilirannyaBerdasarkan Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 18 Tahun 2007 tentang Guru, dinyatakan bahwasanya  salah satu kompetensi yang harus dimiliki oleh Guru adalah kompetensi professional. Kompetensi profesional yang dimaksud dalam hal ini merupakan kemampuan Guru dalam penguasaan materi pelajaran secara luas dan mendalam. 
KOMPETENSI SOSIAL SEORANG GURU
Ada empat pilar pendidikan yang akan membuat manusia semakin maju:
  1. Learning to know (belajar untuk mengetahui), artinya belajar itu harus dapat memahami apa yang dipelajari bukan hanya dihafalkan tetapi harus ada pengertian yang dalam.
  2. Learning to do (belajar, berbuat/melakukan), setelah kita memahami dan mengerti dengan benar apa yang kita pelajari lalu kita melakukannya.
  3. Learning to be (belajar menjadi seseorang). Kita harus mengetahui diri kita sendiri, siapa kita sebenarnya? Untuk apa kita hidup? Dengan demikian kita akan bisa mengendalikan diri dan memiliki kepribadian untuk mau dibentuk lebih baik lagi dan maju dalam bidang pengetahuan.
  4. Learning to live together (belajar hidup bersama). Sejak  Allah menciptakan manusia, harus disadari bahwa manusia tidak dapat hidup sendiri tetapi saling membutuhkan seorang dengan yang lainnya, harus ada penolong. Karena itu manusia harus hidup bersama, saling membantu, saling menguatkan, saling menasehati dan saling mengasihi, tentunya saling menghargai dan saling menghormati satu dengan yang lain.
            Pada butir ke 4 di atas, tampaklah bahwa kompetensi sosial mutlak dimiliki seorang guru. Yang dimaksud dengan kompetensi sosial adalah kemampuan guru sebagai bagian dari masyarakat untuk berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan peserta didik, sesama pendidik, tenaga kependidikan, orang tua/wali peserta didik, dan masyarakat sekitar. Karena itu guru harus dapat berkomunikasi dengan baik secara lisan, tulisan, dan isyarat; menggunakan teknologi komunikasi dan informasi; bergaul secara efektif dengan peserta didik, sesama pendidik, tenaga kependidikan, orang tua/wali peserta didik; bergaul secara santun dengan masyarakat sekitar.
                Memang guru harus memiliki pengetahuan yang luas, menguasai berbagai jenis bahan pembelajaran, menguasai teori dan praktek pendidikan, serta menguasai kurikulum dan metodologi pembelajaran. Namun sebagai anggota masyarakat, setiap guru harus pandai bergaul dengan masyarakat. Untuk itu, ia harus menguasai psikologi sosial, memiliki pengetahuan tentang hubungan antar manusia, memiliki keterampilan membina kelompok, keterampilan bekerjasama dalam kelompok, dan menyelesaikan tugas bersama dalam kelompok.
Sebagai individu yang berkecimpung dalam pendidikan dan juga sebagai anggota masyarakat, guru harus memiliki kepribadian yang mencerminkan seorang pendidik. Guru harus bisa digugu dan ditiru. Digugu maksudnya bahwa pesan-pesan yang disampaikan guru bisa dipercaya untuk dilaksanakan dan pola hidupnya bisa ditiru atau diteladani. Guru sering dijadikan panutan oleh masyarakat, untuk itu guru harus mengenal nilai-nilai yang dianut dan berkembang di masyarakat tempat melaksanakan tugas dan bertempat tinggal.
Sebagai pribadi yang hidup di tengah-tengah masyarakat, guru perlu memiliki kemampuan untuk berbaur dengan masyarakat misalnya melalui kegiatan olahraga, keagamaan, dan kepemudaan. Keluwesan bergaul harus dimiliki, sebab kalau tidak, pergaulannya akan menjadi kaku dan berakibat yang bersangkutan kurang bisa diterima oleh masyarakat.
Bila guru memiliki kompetensi sosial, maka hal ini akan diteladani oleh para murid. Sebab selain kecerdasan intelektual, emosional dan spiritual, peserta didik perlu diperkenalkan dengan kecerdasan sosial (social intelegence), agar mereka memiliki hati nurani, rasa perduli, empati dan simpati kepada sesama. Pribadi yang memiliki kecerdasan sosial ditandai adanya hubungan yang kuat dengan Allah, memberi manfaat kepada lingkungan, dan menghasilkan karya untuk membangun orang lain. Mereka santun dan peduli sesama, jujur dan bersih dalam berperilaku.
            Sumber kecerdasan adalah intelektual sebagai pengolah pengetahuan antara hati dan akal manusia. Dari akal muncul kecerdasan intelektual dan kecerdasan bertindak yang memandu kecerdasan bicara dan kerja. Sedangkan dari hati muncul kecerdasan spiritual, emosional dan sosial.
Sosial inteligensi membentuk manusia yang setia pada kebersamaan. Apabila ada satu warganya yang menderita merupakan penderitaan bersama. Sebaliknya apabila ada kebahagiaan menjadi/merupakan kebahagiaan seluruh masyarakat. Dalam tingkatan nasional, sosial intelegensi membimbing para pemimpin untuk selalu peka terhadap kesulitan rakyatnya dengan mengutamakan kesejahteraan seluruh lapisan masyarakat.
           Cara mengembangkan kecerdasan sosial di lingkungan sekolah antara lain: diskusi, hadap masalah, bermain peran, kunjungan langsung ke masyarakat dan lingkungan sosial yang beragam. Jika kegiatan dan metode pembelajaran tersebut dilakukan secara efektif maka akan dapat mengembangkan kecerdasan sosial bagi seluruh warga sekolah, sehingga mereka menjadi warga yang peduli terhadap kondisi sosial masyarakat dan ikut memecahkan berbagai permasalahan sosial yang dihadapi oleh masyarakat.
Read More....